All hands,
Pembangunan kekuatan Angkatan Laut yang dalam beberapa tahun terakhir tidak berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan boleh jadi salah satu penyebabnya adalah karena perencanaan yang tidak ditaati. Sesuai dengan kebijakan pemerintah, pembangunan kekuatan Angkatan Laut harus disusun dalam tahapan tertentu yang dikenal sebagai Renstra Angkatan Laut. Penahapan pembangunan tersebut salah satunya karena harus mempertimbangkan faktor dukungan anggaran. Dengan demikian, setiap rencana pembangunan kekuatan yang tercantum dalam Renstra berarti telah mendapatkan alokasi pendanaan dari pemerintah.
Namun yang terjadi justru salah satunya adalah ketidaktaatan terhadap renstra itu. Misalnya pengalihan alokasi anggaran bagi kepentingan lain, sehingga pengadaan sistem senjata yang telah direncanakan malah tidak terlaksana. Atau masuknya daftar belanja baru dalam Renstra yang sebenarnya tidak sesuai dengan kebutuhan satuan operasional. Situasi demikian seringkali menjadi penyebab mengapa Renstra terkadang meleset.
Kata kunci dari semua itu adalah kepatuhan terhadap rencana pembangunan kekuatan yang telah disusun dan disepakati bersama. Semua pihak yang terkait dengan Renstra seharusnya terikat untuk menaati kesepakatan tersebut. Sangat disayangkan bahwa tingkat ketaatan itu masih jauh dari 100 persen. Tidak terlaksananya pengadaan kapal selam dan PKR pada Renstra Angkatan Laut 2005-2009 adalah contoh nyata dari ketidaktaatan pihak-pihak yang terkait.
Pembangunan kekuatan Angkatan Laut yang dalam beberapa tahun terakhir tidak berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan boleh jadi salah satu penyebabnya adalah karena perencanaan yang tidak ditaati. Sesuai dengan kebijakan pemerintah, pembangunan kekuatan Angkatan Laut harus disusun dalam tahapan tertentu yang dikenal sebagai Renstra Angkatan Laut. Penahapan pembangunan tersebut salah satunya karena harus mempertimbangkan faktor dukungan anggaran. Dengan demikian, setiap rencana pembangunan kekuatan yang tercantum dalam Renstra berarti telah mendapatkan alokasi pendanaan dari pemerintah.
Namun yang terjadi justru salah satunya adalah ketidaktaatan terhadap renstra itu. Misalnya pengalihan alokasi anggaran bagi kepentingan lain, sehingga pengadaan sistem senjata yang telah direncanakan malah tidak terlaksana. Atau masuknya daftar belanja baru dalam Renstra yang sebenarnya tidak sesuai dengan kebutuhan satuan operasional. Situasi demikian seringkali menjadi penyebab mengapa Renstra terkadang meleset.
Kata kunci dari semua itu adalah kepatuhan terhadap rencana pembangunan kekuatan yang telah disusun dan disepakati bersama. Semua pihak yang terkait dengan Renstra seharusnya terikat untuk menaati kesepakatan tersebut. Sangat disayangkan bahwa tingkat ketaatan itu masih jauh dari 100 persen. Tidak terlaksananya pengadaan kapal selam dan PKR pada Renstra Angkatan Laut 2005-2009 adalah contoh nyata dari ketidaktaatan pihak-pihak yang terkait.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar