All hands,
Ketika membahas tentang heli AKS, salah satu yang tidak boleh terlewatkan menyangkut sistem senjata yang memperkuatnya. Sistem senjata yang melengkapi heli AKS bukan saja torpedo jenis LWT seperti Mk.46, tetapi mencakup pula dipping sonar, MAD dan sonobouy, bahkan ECM. Di samping itu, dibutuhkan pula peralatan data link sehingga dapat melaksanakan pertukaran data dengan unsur-unsur lainnya, khususnya kapal kombatan. Hanya dengan kelengkapan demikian maka sebuah heli AKS dapat melaksanakan fungsi asasinya secara optimal.
Selain persyaratan tersebut, ada pula sejumlah persyaratan dasar bagi heli yang hendaknya dioperasikan oleh Angkatan Laut. Seperti peralatan komunikasi berbagai frekuensi, mesin ganda, radar cuaca dan lain sebagainya.
Dari situ tergambar bahwa pengadaan heli AKS tidak murah, sebab harga sistem senjatanya bisa menyamai dan atau bahkan melebihi harga heli itu sendiri. Tetapi itulah harga yang harus dibayar dan sebenarnya dana yang dikeluarkan untuk itu niscaya akan seimbang dengan kinerja yang diinginkan. Dengan catatan bahwa sistem yang dipasang pada heli AKS sudah terbukti keandalannya, bukan sistem yang masih trial and error.
Sistem senjata yang lengkap sekaligus kompleks tersebut menuntut pula keterampilan pengawakan oleh awak heli. Artinya para penerbang heli AKS harus diajari tentang taktik AKS dan bagaimana kerjasama dan koordinasi dengan awak kapal atas air.
Kalau ditarik dalam konteks Indonesia, rencana pengadaan heli AKS ke depan hendaknya dipersiapkan dengan matang. Bukan saja soal teknis seperti mampu memenuhi opsreq, dilengkapi dengan perangkat AKS standar dan memadai, tetapi termasuk pula mempersiapkan personel untuk menjadi operatornya. Artinya pengawak heli bukan cuma dituntut terampil menerbangkan pesawat, tetapi harus pula paham taktik AKS.
Kekeliruan di masa lalu dalam pengadaan sebuah heli yang tidak memenuhi opsreq hendaknya tidak terulang lagi. Pengadaan ke depan hendaknya secara arif dan bijaksana mengambil pelajaran dari kasus tersebut. Sehingga kekuatan udara Angkatan Laut negeri ini kembali bisa menunjukkan giginya di laut, termasuk dalam urusan AKS.
Ketika membahas tentang heli AKS, salah satu yang tidak boleh terlewatkan menyangkut sistem senjata yang memperkuatnya. Sistem senjata yang melengkapi heli AKS bukan saja torpedo jenis LWT seperti Mk.46, tetapi mencakup pula dipping sonar, MAD dan sonobouy, bahkan ECM. Di samping itu, dibutuhkan pula peralatan data link sehingga dapat melaksanakan pertukaran data dengan unsur-unsur lainnya, khususnya kapal kombatan. Hanya dengan kelengkapan demikian maka sebuah heli AKS dapat melaksanakan fungsi asasinya secara optimal.
Selain persyaratan tersebut, ada pula sejumlah persyaratan dasar bagi heli yang hendaknya dioperasikan oleh Angkatan Laut. Seperti peralatan komunikasi berbagai frekuensi, mesin ganda, radar cuaca dan lain sebagainya.
Dari situ tergambar bahwa pengadaan heli AKS tidak murah, sebab harga sistem senjatanya bisa menyamai dan atau bahkan melebihi harga heli itu sendiri. Tetapi itulah harga yang harus dibayar dan sebenarnya dana yang dikeluarkan untuk itu niscaya akan seimbang dengan kinerja yang diinginkan. Dengan catatan bahwa sistem yang dipasang pada heli AKS sudah terbukti keandalannya, bukan sistem yang masih trial and error.
Sistem senjata yang lengkap sekaligus kompleks tersebut menuntut pula keterampilan pengawakan oleh awak heli. Artinya para penerbang heli AKS harus diajari tentang taktik AKS dan bagaimana kerjasama dan koordinasi dengan awak kapal atas air.
Kalau ditarik dalam konteks Indonesia, rencana pengadaan heli AKS ke depan hendaknya dipersiapkan dengan matang. Bukan saja soal teknis seperti mampu memenuhi opsreq, dilengkapi dengan perangkat AKS standar dan memadai, tetapi termasuk pula mempersiapkan personel untuk menjadi operatornya. Artinya pengawak heli bukan cuma dituntut terampil menerbangkan pesawat, tetapi harus pula paham taktik AKS.
Kekeliruan di masa lalu dalam pengadaan sebuah heli yang tidak memenuhi opsreq hendaknya tidak terulang lagi. Pengadaan ke depan hendaknya secara arif dan bijaksana mengambil pelajaran dari kasus tersebut. Sehingga kekuatan udara Angkatan Laut negeri ini kembali bisa menunjukkan giginya di laut, termasuk dalam urusan AKS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar