All hands,
Menurut data, 75 persen permukaan bumi diliputi oleh laut. Armada niaga dunia mengangkut 90 persen ekspor dunia. Dari gambaran singkat tersebut sudah sangat pesan yang hendak disampaikan, yaitu perputaran ekonomi dunia sangat ditentukan oleh arus barang lewat laut. Artinya, kemakmuran dunia sangat tergantung pada kelancaran arus barang lewat laut pula.
Kelancaran arus barang lewat laut suka atau tidak suka, akan terkait langsung dengan keamanan maritim. Ketika menyentuh isu keamanan maritim, suka atau tidak suka Angkatan Laut mempunyai peran besar di dalamnya. Tiada keamanan maritim tanpa peran Angkatan Laut. Sehingga tidak berlebihan bila dikatakan tiada kemakmuran tanpa peran Angkatan Laut.
Sebagai contoh adalah Cina. Meskipun kekuatan laut Beijing masih beroperasi tidak jauh dari wilayah pantainya, tetapi kemakmuran yang mereka capai tidak lepas dari kondisi keamanan maritim yang diciptakan oleh negara-negara lain, di mana U.S. Navy memainkan peran terbesar. Angkatan Laut Indonesia pun sebenarnya mempunyai kontribusi terhadap kemakmuran Negeri Tembok Raksasa, melalui penciptaan kondisi perairan yurisdiksi Indonesia yang aman bagi pelayaran.
Sebagai negara dengan posisi strategis di kawasan Asia Pasifik, kontribusi Angkatan Laut Indonesia bagi kemakmuran negeri lain tidak terhitung. Kontribusi itu sudah berlangsung puluhan tahun lamanya. Namun hal itu seringkali luput dari pandangan kita sendiri.
Negara-negara tersebut sangat menyadari adanya kontribusi Angkatan Laut asing dalam kemakmuran mereka. Setelah mereka kini mencapai kemakmuran, mereka berupaya mengembangkan Angkatan Laut dengan kemampuan proyeksi kekuatan agar tidak selamanya bergantung pada kontribusi Angkatan Laut asing guna mengamankan kepentingan nasional mereka.
Di Indonesia, ada pihak-pihak tertentu yang bermimpi di siang bolong untuk menciptakan kemakmuran negeri ini sesuai amanat konstitusi dengan menegasikan peran Angkatan Laut. Penegasian peran Angkatan Laut tersebut contohnya bisa dilihat dari ketidakberpihakan pihak-pihak tersebut terhadap program pembangunan kekuatan Angkatan Laut. Harus disadari bersama bahwa mimpi di siang bolong untuk menciptakan kemakmuran di Indonesia tanpa peran Angkatan Laut adalah sebuah mimpi yang tidak akan pernah terwujud.
Mengapa? Indonesia adalah negara kepulauan, bukan negara land locked seperti Nepal, atau Mongolia yang tidak butuh Angkatan Laut. Jalur ekonomi Indonesia baik untuk hubungan dengan negara-negara lain maupun internal Indonesia adalah lewat laut. Tidak usah muluk-muluk, bisnis pakaian di Pasar Tanah Abang, Jakarta sangat tergantung pada kelancaran transportasi laut dan keamanan laut.
Bukankah pakaian-pakaian tersebut dikirim ke pulau-pulau besar di luar Pulau Jawa lewat laut? Bukankah sebagian dari konsumen pakaian tersebut bermukim di luar Pulau Jawa? Itu baru pakaian, belum lagi komoditas lainnya yang selama ini kadang kita anggap kurang penting seperti gula, beras, garam dan lain sebagainya. Belum lagi komoditas yang nilainya dipandang lebih mahal seperti otomotif, BBM, produk elektronik dan lainnya.
Dari fakta-fakta tersebut, masihkah sebagian dari bangsa ini masih akan terus melanjutkan mimpinya membangun Indonesia menuju kemakmuran dengan menegasikan peran Angkatan Laut?
Menurut data, 75 persen permukaan bumi diliputi oleh laut. Armada niaga dunia mengangkut 90 persen ekspor dunia. Dari gambaran singkat tersebut sudah sangat pesan yang hendak disampaikan, yaitu perputaran ekonomi dunia sangat ditentukan oleh arus barang lewat laut. Artinya, kemakmuran dunia sangat tergantung pada kelancaran arus barang lewat laut pula.
Kelancaran arus barang lewat laut suka atau tidak suka, akan terkait langsung dengan keamanan maritim. Ketika menyentuh isu keamanan maritim, suka atau tidak suka Angkatan Laut mempunyai peran besar di dalamnya. Tiada keamanan maritim tanpa peran Angkatan Laut. Sehingga tidak berlebihan bila dikatakan tiada kemakmuran tanpa peran Angkatan Laut.
Sebagai contoh adalah Cina. Meskipun kekuatan laut Beijing masih beroperasi tidak jauh dari wilayah pantainya, tetapi kemakmuran yang mereka capai tidak lepas dari kondisi keamanan maritim yang diciptakan oleh negara-negara lain, di mana U.S. Navy memainkan peran terbesar. Angkatan Laut Indonesia pun sebenarnya mempunyai kontribusi terhadap kemakmuran Negeri Tembok Raksasa, melalui penciptaan kondisi perairan yurisdiksi Indonesia yang aman bagi pelayaran.
Sebagai negara dengan posisi strategis di kawasan Asia Pasifik, kontribusi Angkatan Laut Indonesia bagi kemakmuran negeri lain tidak terhitung. Kontribusi itu sudah berlangsung puluhan tahun lamanya. Namun hal itu seringkali luput dari pandangan kita sendiri.
Negara-negara tersebut sangat menyadari adanya kontribusi Angkatan Laut asing dalam kemakmuran mereka. Setelah mereka kini mencapai kemakmuran, mereka berupaya mengembangkan Angkatan Laut dengan kemampuan proyeksi kekuatan agar tidak selamanya bergantung pada kontribusi Angkatan Laut asing guna mengamankan kepentingan nasional mereka.
Di Indonesia, ada pihak-pihak tertentu yang bermimpi di siang bolong untuk menciptakan kemakmuran negeri ini sesuai amanat konstitusi dengan menegasikan peran Angkatan Laut. Penegasian peran Angkatan Laut tersebut contohnya bisa dilihat dari ketidakberpihakan pihak-pihak tersebut terhadap program pembangunan kekuatan Angkatan Laut. Harus disadari bersama bahwa mimpi di siang bolong untuk menciptakan kemakmuran di Indonesia tanpa peran Angkatan Laut adalah sebuah mimpi yang tidak akan pernah terwujud.
Mengapa? Indonesia adalah negara kepulauan, bukan negara land locked seperti Nepal, atau Mongolia yang tidak butuh Angkatan Laut. Jalur ekonomi Indonesia baik untuk hubungan dengan negara-negara lain maupun internal Indonesia adalah lewat laut. Tidak usah muluk-muluk, bisnis pakaian di Pasar Tanah Abang, Jakarta sangat tergantung pada kelancaran transportasi laut dan keamanan laut.
Bukankah pakaian-pakaian tersebut dikirim ke pulau-pulau besar di luar Pulau Jawa lewat laut? Bukankah sebagian dari konsumen pakaian tersebut bermukim di luar Pulau Jawa? Itu baru pakaian, belum lagi komoditas lainnya yang selama ini kadang kita anggap kurang penting seperti gula, beras, garam dan lain sebagainya. Belum lagi komoditas yang nilainya dipandang lebih mahal seperti otomotif, BBM, produk elektronik dan lainnya.
Dari fakta-fakta tersebut, masihkah sebagian dari bangsa ini masih akan terus melanjutkan mimpinya membangun Indonesia menuju kemakmuran dengan menegasikan peran Angkatan Laut?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar