All hands,
India kini merupakan negara berkembang yang tengah bertransformasi menuju negara maju. Salah satu kemajuan pesat yang dicapai oleh India adalah di bidang pertahanan. Di samping berhasil mengembangkan industri pertahanan dalam negeri, negeri itu juga kini telah menjadi kekuatan regional yang diperhitungkan. Peran militer India di kawasan Asia Pasifik kian menonjol seiring dengan modernisasi kekuatan yang cukup berhasil.
Berbicara tentang modernisasi kekuatan, apalagi bagi negara berkembang sulit, untuk dilepaskan dari kebijakan luar negeri. Sebab sistem senjata bagi modernisasi kekuatan harus mengandalkan pada pasokan asing. Oleh sebab itu, kebijakan luar negeri harus mendukung kebijakan pertahanan.
India pada era Perang Dingin dikenal sebagai salah satu negara terkemuka dalam Gerakan Non Blok alias Non-Alignment Movement. Meskipun berstatus anggota NAM, namun dalam prakteknya India lebih dekat dengan Uni Soviet dalam pembangunan kekuatan militernya. Hingga kini bisa dilihat bahwa lebih dari 90 persen sistem senjata yang memperkuat militer India berasal pasokan Uni Soviet.
Saat Perang Dingin usai dan disusul dengan dinamika keamanan global dan kawasan yang berubah dengan cepat, India dengan cepat menyesuaikan diri. Salah bentuknya adalah berpaling dari Non-Alignment menjadi Poly-Alignment. Termasuk di dalamnya menyangkut pengadaan sistem senjata. Bila sebelumnya India banyak mengandalkan dari Uni Soviet/Rusia, sekarang negeri itu mulai melirik pengadaan sistem senjata dari negara-negara Barat, baik Eropa maupun Amerika Serikat.
Pengadaan sistem senjata India sejak masa Perang Dingin selalu mengandalkan pada program offset dan co-production. Tidak heran kalau kini India sudah menguasai semua teknologi terkait sistem senjata, baik platform, elektronika, optik, rudal, mesin dan lain sebagainya. Bahkan Negeri Nehru ini telah mengembangkan sejumlah senjata buatan nasional, baik kapal perang, pesawat udara, tank dan kendaraan lapis baja dan rudal.
Indonesia mempunyai perjalanan sejarah yang mirip dengan India. Negeri Nusantara ini merdeka dua tahun lebih awal daripada India, di tahun 1950-an bersama dengan India aktif menggalang solidaritas Asia Afrika, di awal 1960-an bersama-sama mendirikan NAM. Sayang di tahun 1965 hubungan kedua negeri kurang harmonis karena kebijakan Presiden Soekarno yang mendukung Pakistan dalam perang India-Pakistan. Bentuk dukungan Indonesia terhadap Pakistan bukan sebatas pernyataan diplomatik seperti yang kini digemari di Indonesia sebagai model, tetapi direalisasikan pula dengan penyebaran satu Gugus Tugas Angkatan Laut yang terdiri dari beberapa kapal selam ke perairan Pakistan Timur. Perdana Menteri Pandit Jawaharlal Nehru sangat kecewa dengan kebijakan pemimpin Indonesia tersebut dan membuat hubungan kedua negara sempat mengalami kemunduran.
Kini meskipun mempunyai perjalanan sejarah yang mirip, akan tetapi dalam bidang pertahanan Indonesia sangat jauh tertinggal dari India. Indonesia masih sangat jauh dari kemandirian di bidang pertahanan. Mengapa demikian? Bisa jadi antara lain karena masih menganut kebijakan luar negeri yang relevan untuk kebutuhan kemarin, tetapi tidak relevan bagi kebutuhan hari ini.
India kini merupakan negara berkembang yang tengah bertransformasi menuju negara maju. Salah satu kemajuan pesat yang dicapai oleh India adalah di bidang pertahanan. Di samping berhasil mengembangkan industri pertahanan dalam negeri, negeri itu juga kini telah menjadi kekuatan regional yang diperhitungkan. Peran militer India di kawasan Asia Pasifik kian menonjol seiring dengan modernisasi kekuatan yang cukup berhasil.
Berbicara tentang modernisasi kekuatan, apalagi bagi negara berkembang sulit, untuk dilepaskan dari kebijakan luar negeri. Sebab sistem senjata bagi modernisasi kekuatan harus mengandalkan pada pasokan asing. Oleh sebab itu, kebijakan luar negeri harus mendukung kebijakan pertahanan.
India pada era Perang Dingin dikenal sebagai salah satu negara terkemuka dalam Gerakan Non Blok alias Non-Alignment Movement. Meskipun berstatus anggota NAM, namun dalam prakteknya India lebih dekat dengan Uni Soviet dalam pembangunan kekuatan militernya. Hingga kini bisa dilihat bahwa lebih dari 90 persen sistem senjata yang memperkuat militer India berasal pasokan Uni Soviet.
Saat Perang Dingin usai dan disusul dengan dinamika keamanan global dan kawasan yang berubah dengan cepat, India dengan cepat menyesuaikan diri. Salah bentuknya adalah berpaling dari Non-Alignment menjadi Poly-Alignment. Termasuk di dalamnya menyangkut pengadaan sistem senjata. Bila sebelumnya India banyak mengandalkan dari Uni Soviet/Rusia, sekarang negeri itu mulai melirik pengadaan sistem senjata dari negara-negara Barat, baik Eropa maupun Amerika Serikat.
Pengadaan sistem senjata India sejak masa Perang Dingin selalu mengandalkan pada program offset dan co-production. Tidak heran kalau kini India sudah menguasai semua teknologi terkait sistem senjata, baik platform, elektronika, optik, rudal, mesin dan lain sebagainya. Bahkan Negeri Nehru ini telah mengembangkan sejumlah senjata buatan nasional, baik kapal perang, pesawat udara, tank dan kendaraan lapis baja dan rudal.
Indonesia mempunyai perjalanan sejarah yang mirip dengan India. Negeri Nusantara ini merdeka dua tahun lebih awal daripada India, di tahun 1950-an bersama dengan India aktif menggalang solidaritas Asia Afrika, di awal 1960-an bersama-sama mendirikan NAM. Sayang di tahun 1965 hubungan kedua negeri kurang harmonis karena kebijakan Presiden Soekarno yang mendukung Pakistan dalam perang India-Pakistan. Bentuk dukungan Indonesia terhadap Pakistan bukan sebatas pernyataan diplomatik seperti yang kini digemari di Indonesia sebagai model, tetapi direalisasikan pula dengan penyebaran satu Gugus Tugas Angkatan Laut yang terdiri dari beberapa kapal selam ke perairan Pakistan Timur. Perdana Menteri Pandit Jawaharlal Nehru sangat kecewa dengan kebijakan pemimpin Indonesia tersebut dan membuat hubungan kedua negara sempat mengalami kemunduran.
Kini meskipun mempunyai perjalanan sejarah yang mirip, akan tetapi dalam bidang pertahanan Indonesia sangat jauh tertinggal dari India. Indonesia masih sangat jauh dari kemandirian di bidang pertahanan. Mengapa demikian? Bisa jadi antara lain karena masih menganut kebijakan luar negeri yang relevan untuk kebutuhan kemarin, tetapi tidak relevan bagi kebutuhan hari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar