All hands,
Sebagai hasil dari pembinaan yang dilakukan selama ini, kualitas Angkatan Laut negeri ini harus senantiasa diukur. Wadah pengukuran tersebut bukan semata Latihan Armada Jaya, tetapi juga dalam kesempatan-kesempatan berinteraksi dan beroperasi bersama Angkatan Laut negara-negara lain. Itulah salah satu alasan penting mengapa partisipasi Angkatan Laut Indonesia dalam UNIFIL MTF harus dilanjutkan.
Dalam UNIFIL MTF, unsur kapal perang Indonesia adalah satu-satunya yang berasal dari negara non EU dan NATO. Artinya, ada kesempatan yang terbuka bagi Angkatan Laut Indonesia untuk mengukur kemampuannya beroperasi bersama-sama dengan Angkatan Laut EU dan NATO yang dikenal mempunyai standar kompetensi yang tinggi, selain tentunya teknologi yang diadopsi dalam kapal perang mereka.
Dengan beroperasi bersama unsur-unsur EU dan NATO, banyak pengalaman operasional yang bisa diadopsi demi kemajuan Angkatan Laut negeri ini. Misalnya bagaimana kemampuan unsur kapal perang kita dalam bidang komunikasi, komando dan kendali, intelijen maritim dan lain sebagainya dalam suatu operasi multinasional. Bagaimana pula dengan dukungan logistik ketika unsur kapal perang Indonesia beroperasi jauh dari tanah air. Begitu pula dengan aspek sumber daya manusia, yang mana kelemahan mendasar kita adalah masalah bahasa.
Dengan berpartisipasi dalam UNIFIL MTF, artinya bisa dihitung secara detail kemampuan apa saja yang sudah setara dengan Angkatan Laut EU dan NATO, kemampuan apa pula yang masih harus ditingkatkan. Parameter kemampuan itu bisa diambil dari kegiatan-kegiatan operasional yang dilaksanakan dalam UNIFIL MTF. Disadari atau tidak, partisipasi dalam UNIFIL MTF adalah sarana untuk menuju world class navy.
World class navy parameternya memang banyak, salah satunya adalah kesiapan dan tingkat kemodernan sistem senjata. Soal kemodernan sistem senjata merupakan utang pemerintah yang harus dibayarkan kepada Angkatan Laut negeri ini. Namun jangan dilupakan pula parameter lainnya, yaitu kemampuan untuk interoperability dengan Angkatan Laut negara-negara lain, khususnya Angkatan Laut negara-negara maju.
Kesempatan bagi Indonesia untuk mengukur kemampuan Angkatan Lautnya bersama Angkatan Laut negara-negara maju tidak selalu terbuka lebar. Oleh karena itu, sangat disayangkan bila kesempatan yang tersedia di UNIFIL MTF tidak dimanfaatkan secara optimal. Maksudnya, partisipasi Indonesia dalam UNIFIL MTF harus diteruskan.
Sebagai hasil dari pembinaan yang dilakukan selama ini, kualitas Angkatan Laut negeri ini harus senantiasa diukur. Wadah pengukuran tersebut bukan semata Latihan Armada Jaya, tetapi juga dalam kesempatan-kesempatan berinteraksi dan beroperasi bersama Angkatan Laut negara-negara lain. Itulah salah satu alasan penting mengapa partisipasi Angkatan Laut Indonesia dalam UNIFIL MTF harus dilanjutkan.
Dalam UNIFIL MTF, unsur kapal perang Indonesia adalah satu-satunya yang berasal dari negara non EU dan NATO. Artinya, ada kesempatan yang terbuka bagi Angkatan Laut Indonesia untuk mengukur kemampuannya beroperasi bersama-sama dengan Angkatan Laut EU dan NATO yang dikenal mempunyai standar kompetensi yang tinggi, selain tentunya teknologi yang diadopsi dalam kapal perang mereka.
Dengan beroperasi bersama unsur-unsur EU dan NATO, banyak pengalaman operasional yang bisa diadopsi demi kemajuan Angkatan Laut negeri ini. Misalnya bagaimana kemampuan unsur kapal perang kita dalam bidang komunikasi, komando dan kendali, intelijen maritim dan lain sebagainya dalam suatu operasi multinasional. Bagaimana pula dengan dukungan logistik ketika unsur kapal perang Indonesia beroperasi jauh dari tanah air. Begitu pula dengan aspek sumber daya manusia, yang mana kelemahan mendasar kita adalah masalah bahasa.
Dengan berpartisipasi dalam UNIFIL MTF, artinya bisa dihitung secara detail kemampuan apa saja yang sudah setara dengan Angkatan Laut EU dan NATO, kemampuan apa pula yang masih harus ditingkatkan. Parameter kemampuan itu bisa diambil dari kegiatan-kegiatan operasional yang dilaksanakan dalam UNIFIL MTF. Disadari atau tidak, partisipasi dalam UNIFIL MTF adalah sarana untuk menuju world class navy.
World class navy parameternya memang banyak, salah satunya adalah kesiapan dan tingkat kemodernan sistem senjata. Soal kemodernan sistem senjata merupakan utang pemerintah yang harus dibayarkan kepada Angkatan Laut negeri ini. Namun jangan dilupakan pula parameter lainnya, yaitu kemampuan untuk interoperability dengan Angkatan Laut negara-negara lain, khususnya Angkatan Laut negara-negara maju.
Kesempatan bagi Indonesia untuk mengukur kemampuan Angkatan Lautnya bersama Angkatan Laut negara-negara maju tidak selalu terbuka lebar. Oleh karena itu, sangat disayangkan bila kesempatan yang tersedia di UNIFIL MTF tidak dimanfaatkan secara optimal. Maksudnya, partisipasi Indonesia dalam UNIFIL MTF harus diteruskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar