All hands,
Indonesia dipastikan akan berpartisipasi dari Seapower Conference 2010 di Sidney, Australia. Partisipasi Indonesia tentu saja diharapkan akan memberi manfaat, khususnya dalam meningkatkan pemahaman terhadap perkembangan terkini dalam konsep operasi amfibi. Sebab doktrin operasi amfibi yang kini dianut oleh Indonesia, dalam hal ini Korps Marinir, masih merupakan doktrin lama yang sebagian sudah tidak dipraktekkan lagi oleh negara-negara lain. Misalnya, negara-negara maju seperti Amerika Serikat sudah tak anut lagi garis awal dan garis luncur dalam operasi amfibi.
Sebenarnya Indonesia bisa saja menyesuaikan doktrin operasi amfibi sesuai dengan perkembangan terkini. Akan tetapi masalahnya doktrin itu harus ditunjang oleh sistem senjata yang memadai. Seperti LCAC dan heli untuk kepentingan GKK Lintas Heli. Begitu pula ketersediaan kapal angkut heli yang jumlahnya memadai.
Dalam konferensi nanti, direncanakan narasumber untuk membahas tentang operasi amfibi bukan saja berasal dari kawasan Asia Pasifik, tetapi mencakup pula beberapa negara Eropa. Pandangan dari Eropa seperti Inggris dan Rusia perlu dicermati, sebagai perbandingan terhadap perspektif negara-negara kawasan Asia Pasifik yang mayoritas dalam operasi amfibi berkiblat kepada Amerika Serikat.
Dari sana Indonesia sudah sepantasnya untuk secara bertahap meninjau kembali doktrin operasi amfibi yang dianut seiring dengan modernisasi sistem senjata. Selain itu, Indonesia dapat “mengintip” konsep operasi amfibi yang dikembangkan oleh negara-negara lain, termasuk Australia untuk menyiapkan antitesisnya.
Indonesia dipastikan akan berpartisipasi dari Seapower Conference 2010 di Sidney, Australia. Partisipasi Indonesia tentu saja diharapkan akan memberi manfaat, khususnya dalam meningkatkan pemahaman terhadap perkembangan terkini dalam konsep operasi amfibi. Sebab doktrin operasi amfibi yang kini dianut oleh Indonesia, dalam hal ini Korps Marinir, masih merupakan doktrin lama yang sebagian sudah tidak dipraktekkan lagi oleh negara-negara lain. Misalnya, negara-negara maju seperti Amerika Serikat sudah tak anut lagi garis awal dan garis luncur dalam operasi amfibi.
Sebenarnya Indonesia bisa saja menyesuaikan doktrin operasi amfibi sesuai dengan perkembangan terkini. Akan tetapi masalahnya doktrin itu harus ditunjang oleh sistem senjata yang memadai. Seperti LCAC dan heli untuk kepentingan GKK Lintas Heli. Begitu pula ketersediaan kapal angkut heli yang jumlahnya memadai.
Dalam konferensi nanti, direncanakan narasumber untuk membahas tentang operasi amfibi bukan saja berasal dari kawasan Asia Pasifik, tetapi mencakup pula beberapa negara Eropa. Pandangan dari Eropa seperti Inggris dan Rusia perlu dicermati, sebagai perbandingan terhadap perspektif negara-negara kawasan Asia Pasifik yang mayoritas dalam operasi amfibi berkiblat kepada Amerika Serikat.
Dari sana Indonesia sudah sepantasnya untuk secara bertahap meninjau kembali doktrin operasi amfibi yang dianut seiring dengan modernisasi sistem senjata. Selain itu, Indonesia dapat “mengintip” konsep operasi amfibi yang dikembangkan oleh negara-negara lain, termasuk Australia untuk menyiapkan antitesisnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar