13 April 2010

Pengoperasian Kapal Selam Dan Perubahan Iklim Global

All hands,
Pengoperasian kapal selam di masa mendatang akan mengalami tantangan besar seiring perubahan iklim global. Perubahan tersebut dipastikan akan mempengaruhi sifat kimiawi, fisika dan biologi kolom air yang menjadi tempat kapal selam beroperasi. Densitas, salinitas dan panas air laut akan berubah, termasuk di perairan tropis.
Dengan adanya perubahan itu, berarti data-data dasar pada setiap perairan yang berbeda mesti diperbarui oleh setiap Angkatan Laut yang berkepentingan. Artinya, perubahan iklim global sebenarnya bukan cuma memberikan pekerjaan rumah kepada satuan kapal selam, tetapi kepada satuan kerja yang mendukung terlaksananya peperangan kapal selam. Sebab pengumpulan data hidrografi dan oseanografi beserta analisisnya bukan tugas pokok satuan kapal selam, tetapi tugas pokok satuan yang bertanggungjawab atas soal hidrografi dan oseanografi.
Angkatan Laut negara-negara maju dipastikan sudah memberikan perhatian terhadap dampak perubahan iklim global terhadap kemampuan peperangan kapal selam. Sebab kapal selam mereka beroperasi di berbagai kawasan dunia, sehingga penguasaan data hidrografi dan oseanografi global merupakan keharusan. Karena kapal selam mereka beroperasi di berbagai kawasan dunia, maka kapal-kapal hidrografi dan oseanografi mereka pun aktif melaksanakan survei di seluruh perairan dunia.
Survei itu dilaksanakan secara rutin untuk memutakhirkan data. Dari survei itu, mereka bisa memetakan berbagai perairan dunia, termasuk peta dasar laut. Sehingga kemudian bermanfaat bagi peningkatan kemampuan peperangan kapal selam negara-negara itu.
Lalu bagaimana dengan Indonesia? Pekerjaan rumah terbesar adalah melakukan survei ulang terhadap perairan Indonesia, baik di wilayah barat maupun timur. Sampai saat ini pekerjaan rumah itu belum tergarap. Padahal hasil survei itu dapat dimanfaatkan pula untuk kepentingan satuan kapal selam.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Salam, all hands
menanggapi, pak..
Setuju sekali dg artikel ini. Setiap pelaksanaan operasi apapun dg wahana tempur apapun, yang harus diketahui & dipahami lbh dulu adalah kondisi medan & cuaca. Artinya adalah kondisi hidrografi & oseanografi harus dikuasai. Data harus tersedia lengkap, terbaru & siap digunakan utk penerapan & mendukung operasi.
Caranya? Seperti yg bung damnthetpo pernah tulis, tidak ada kemandirian absolut. Buatlah kerjasama institusi, interdep, skala nasional, terpusat, terjamin keamanannya dlm penyediaan data..hingga deseminasi produk ke user.

Masalahnya, kapan hal ini menjadi prioritas? Armada tugas maju ke area tempur tanpa mengenal medan tempur adalah malapetaka.

"TOPMRK"