All hands,
Kunjungan muhibah kapal perang ke luar negeri merupakan suatu praktek yang lazim dalam Angkatan Laut di berbagai negara. Maksud kunjungan itu selain untuk CBM, juga ditujukan untuk memamerkan otot suatu Angkatan Laut beserta teknologi yang diadopsi dan melatih keterampilan awak kapal untuk melaksanakan operasi jarak jauh.
Praktek ini sebenarnya dapat pula dijadikan salah satu parameter untuk mengukur kemampuan operasi Angkatan Laut suatu negara. Bila intensitas kunjungan muhibah dalam satu periode tertentu, entah satu tahun atau empat tahun misalnya rendah, maka dapat diukur kemampuan Angkatan Laut itu. Begitu pula kalau intensitas muhibahnya tinggi, tentu dapat ditakar kapabilitas Angkatan Laut tersebut melaksanakan operasi jarak jauh.
Intensitas kunjungan dipengaruhi pula oleh aspek geografis. Berlayar ke negara lain di wilayah yang sama tentu akan berbeda nilainya bila berlayar ke luar kawasan, seperti ke Eropa atau Amerika. Intensitas kunjungan ke wilayah yang jauh tentu saja berbeda dengan intensitas serupa ke negara-negara yang masih satu kawasan.
Kemampuan melaksanakan muhibah secara rutin bagi suatu Angkatan Laut menunjukkan pula aspek dukungan logistiknya dalam arti luas. Sebab pelayaran jarak jauh membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dari situ tercermin pula kemampuan suatu negara mendukung Angkatan Lautnya. Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Kunjungan muhibah kapal perang ke luar negeri merupakan suatu praktek yang lazim dalam Angkatan Laut di berbagai negara. Maksud kunjungan itu selain untuk CBM, juga ditujukan untuk memamerkan otot suatu Angkatan Laut beserta teknologi yang diadopsi dan melatih keterampilan awak kapal untuk melaksanakan operasi jarak jauh.
Praktek ini sebenarnya dapat pula dijadikan salah satu parameter untuk mengukur kemampuan operasi Angkatan Laut suatu negara. Bila intensitas kunjungan muhibah dalam satu periode tertentu, entah satu tahun atau empat tahun misalnya rendah, maka dapat diukur kemampuan Angkatan Laut itu. Begitu pula kalau intensitas muhibahnya tinggi, tentu dapat ditakar kapabilitas Angkatan Laut tersebut melaksanakan operasi jarak jauh.
Intensitas kunjungan dipengaruhi pula oleh aspek geografis. Berlayar ke negara lain di wilayah yang sama tentu akan berbeda nilainya bila berlayar ke luar kawasan, seperti ke Eropa atau Amerika. Intensitas kunjungan ke wilayah yang jauh tentu saja berbeda dengan intensitas serupa ke negara-negara yang masih satu kawasan.
Kemampuan melaksanakan muhibah secara rutin bagi suatu Angkatan Laut menunjukkan pula aspek dukungan logistiknya dalam arti luas. Sebab pelayaran jarak jauh membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dari situ tercermin pula kemampuan suatu negara mendukung Angkatan Lautnya. Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar