All hands,
Pada tahun 1978 Angkatan Laut India menyetujui pembentukan Indian Coast Guard. Wilayah operasi Indian Coast Guard adalah hingga perairan teritorial negeri itu. Sedangkan Angkatan Laut India beroperasi di luar laut teritorial, sebab pemerintahan di New Delhi mempunyai ambisi untuk mengendalikan Samudera India. Hasil dari kebijakan itu kini sudah terlihat, yang mana Angkatan Laut India telah menjadi menjadi kekuatan kawasan yang memiliki kemampuan proyeksi kekuatan, selain pengendalian laut tentunya.
Namun dinamika lingkungan keamanan dalam 10 tahun terakhir menunjukkan bahwa kawasan littoral India penuh dengan ancaman dan tantangan, khususnya terkait dengan terorisme. Kasus serangan di Mumbai pada 26-29 November 2008 membuktikan hal itu, sebab para pelaku penyerangan menggunakan laut sebagai medium untuk menyusup ke wilayah India. Dinamika lingkungan keamanan yang demikian “menggoda” Angkatan Laut India untuk berperan aktif.
Akan tetapi masalahnya adalah kekuatan laut Negeri Sungai Gangga tidak dibolehkan oleh aturan pemerintah untuk beroperasi di dalam perairan teritorial negeri itu. Boleh dikatakan bahwa Angkatan Laut India terkena Posse Commitatus. Yang berwenang beroperasi di perairan teritorial adalah Indian Coast Guard.
Dari sini kemudian muncul penyesalan di kalangan Angkatan Laut India mengapa di masa lalu mereka menyerahkan sepenuhnya kewenangan pada perairan teritorial kepada Indian Coast Guard. Sebenarnya kalau dirunut, penyesalan itu timbul karena kesalahan kekuatan laut India sendiri.
Sebagai aktor keamanan nasional pada domain maritim, Angkatan Laut India tidak merancang strategi maritim yang mengikat semua pemangku kepentingan ketika Indian Coast Guard disetujui untuk berdiri. Mereka terlalu asyik dengan aspirasi menjadi kekuatan laut kawasan, sehingga lupa atau lalai menyusun strategi maritim India yang komprehensif. Karena saat itu tidak ada strategi maritim yang jelas dari Angkatan Laut, Indian Coast Guard kemudian yang menata strategi maritim negeri itu. Akibatnya, dalam strategi maritim buatan Indian Coast Guard tersebut peran Angkatan Laut India dalam perairan teritorial berada pada posisi pinggiran.
Pelajaran yang bisa diambil bagi AL kita adalah sebaiknya kita merancang strategi maritim yang kemudian diajukan kepada pemerintah untuk disahkan. Sebagai aktor pengaman kepentingan nasional di laut, sudah sewajarnya AL berada pada posisi memimpin. Dengan menyusun strategi maritim, salah satu tujuannya adalah memastikan peran sentral AL dalam mengamankan kepentingan nasional yang terkait dengan domain maritim.
Artinya boleh saja ada aktor lain di laut sepanjang sesuai dengan ketentuan internasional, akan tetapi peran dan fungsi mereka tidak dirancang untuk meminggirkan Angkatan Laut. Harus diingat bahwa eksistensi Angkatan Laut adalah untuk mengamankan kepentingan nasional, di mana pun dan kapan pun!!!
Pada tahun 1978 Angkatan Laut India menyetujui pembentukan Indian Coast Guard. Wilayah operasi Indian Coast Guard adalah hingga perairan teritorial negeri itu. Sedangkan Angkatan Laut India beroperasi di luar laut teritorial, sebab pemerintahan di New Delhi mempunyai ambisi untuk mengendalikan Samudera India. Hasil dari kebijakan itu kini sudah terlihat, yang mana Angkatan Laut India telah menjadi menjadi kekuatan kawasan yang memiliki kemampuan proyeksi kekuatan, selain pengendalian laut tentunya.
Namun dinamika lingkungan keamanan dalam 10 tahun terakhir menunjukkan bahwa kawasan littoral India penuh dengan ancaman dan tantangan, khususnya terkait dengan terorisme. Kasus serangan di Mumbai pada 26-29 November 2008 membuktikan hal itu, sebab para pelaku penyerangan menggunakan laut sebagai medium untuk menyusup ke wilayah India. Dinamika lingkungan keamanan yang demikian “menggoda” Angkatan Laut India untuk berperan aktif.
Akan tetapi masalahnya adalah kekuatan laut Negeri Sungai Gangga tidak dibolehkan oleh aturan pemerintah untuk beroperasi di dalam perairan teritorial negeri itu. Boleh dikatakan bahwa Angkatan Laut India terkena Posse Commitatus. Yang berwenang beroperasi di perairan teritorial adalah Indian Coast Guard.
Dari sini kemudian muncul penyesalan di kalangan Angkatan Laut India mengapa di masa lalu mereka menyerahkan sepenuhnya kewenangan pada perairan teritorial kepada Indian Coast Guard. Sebenarnya kalau dirunut, penyesalan itu timbul karena kesalahan kekuatan laut India sendiri.
Sebagai aktor keamanan nasional pada domain maritim, Angkatan Laut India tidak merancang strategi maritim yang mengikat semua pemangku kepentingan ketika Indian Coast Guard disetujui untuk berdiri. Mereka terlalu asyik dengan aspirasi menjadi kekuatan laut kawasan, sehingga lupa atau lalai menyusun strategi maritim India yang komprehensif. Karena saat itu tidak ada strategi maritim yang jelas dari Angkatan Laut, Indian Coast Guard kemudian yang menata strategi maritim negeri itu. Akibatnya, dalam strategi maritim buatan Indian Coast Guard tersebut peran Angkatan Laut India dalam perairan teritorial berada pada posisi pinggiran.
Pelajaran yang bisa diambil bagi AL kita adalah sebaiknya kita merancang strategi maritim yang kemudian diajukan kepada pemerintah untuk disahkan. Sebagai aktor pengaman kepentingan nasional di laut, sudah sewajarnya AL berada pada posisi memimpin. Dengan menyusun strategi maritim, salah satu tujuannya adalah memastikan peran sentral AL dalam mengamankan kepentingan nasional yang terkait dengan domain maritim.
Artinya boleh saja ada aktor lain di laut sepanjang sesuai dengan ketentuan internasional, akan tetapi peran dan fungsi mereka tidak dirancang untuk meminggirkan Angkatan Laut. Harus diingat bahwa eksistensi Angkatan Laut adalah untuk mengamankan kepentingan nasional, di mana pun dan kapan pun!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar