19 Juli 2009

Postur Blue Water Navy Negara Berkembang

All hands,
Selama lebih dari 60 tahun, status blue water navy hanya dipunyai oleh negara-negara maju. Selain Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan Uni Soviet (di masa lalu) merupakan negara-negara pemilik blue water navy. Namun memasuki dekade pertama abad ke-21, sepertinya kepemilikan postur blue water navy tidak lagi didominasi oleh negara-negara maju, tetapi mulai dipunyai pula oleh negara-negara berkembang.
India tengah melaksanakan terobosan untuk menjadi negara berkembang pertama di dunia yang mempunyai Angkatan Laut berstatus blue water navy. Meskipun saat ini kekuatan laut New Delhi belum berstatus blue water navy sepenuhnya, namun pembangunan kekuatannya tengah bernavigasi ke sana. Menurut perkiraan sekitar 2020-2025 Angkatan Laut India akan mencapai status tersebut.
Kemampuan India untuk mewujudkan blue water navy memang melalui jalan yang panjang. Kemandirian teknologi pertahanan, termasuk teknologi kapal perang negeri itu dirintis sejak 1950-an. Kematangan taktik dan strategi maritim telah diuji lewat beberapa kali perang laut melawan Pakistan. Interoperability-nya dengan Angkatan Laut lain tengah terus dimantapkan dalam 10 tahun terakhir.
Kehadiran Angkatan Laut India di laut semakin meningkat dan kini tidak terbatas di kawasan Samudera India yang merupakan primary area of interest-nya. Kapal perang India telah merambah hingga Laut Cina Selatan, Laut Cina Timur, Laut Filipina, bahkan Samudera Atlantik. Dan kekuatan laut New Delhi telah mampu mengamankan SLOC-nya dari wilayah Asia Barat.
Negara berkembang lain yang berambisi memiliki Angkatan Laut berpostur blue water navy adalah Cina. Berbeda dengan India, masih banyak keraguan soal kemampuan nyata Negeri Tirai Bambu untuk mewujudkan aspirasi blue water navy. Memang betul bahwa teknologi pertahanan Cina terus mengalami kemajuan, tetapi harus diketahui bahwa negeri itu miskin pengalaman taktik dan strategi maritim.
Kemiskinan terjadi pula pada aspek interoperability, bahkan untuk tingkat antar matra dalam militer Cina sekalipun. Begitu pula soal kehadiran di laut, apalagi kemampuan mengendalikan SLOC dari wilayah Asia Barat sampai Laut Cina Timur.
Taktik dan strategi maritim suatu Angkatan Laut akan matang bila kaya pengalaman operasi, termasuk perang. Sebab di situlah sarana terbaik untuk menguji taktik dan strategi yang selama ini dianut. Dari medan itu akan terlihat mana asumsi yang benar selama ini, mana pula asumsi yang salah.
Harus jujur diakui bahwa Cina sangat minim pengalaman soal operasi maritim, khususnya pertempuran laut. Taktik dan strategi maritim yang saat ini mereka anut belum teruji keabsahannya. Dengan bermodal miskin pengalaman itu, nampaknya masih butuh waktu yang lama untuk mewujudkan blue water navy bagi Cina.
Sangat mungkin pada 2020-an negeri itu akan mempunyai kapal induk buatan sendiri. Akan tetapi harus dipahami bahwa memiliki kapal induk tidak otomatis berarti sudah mencapai status blue water navy. Thailand adalah contoh terbaik, yang mana tidak ada pihak di dunia yang menggolongkan kekuatan laut Negara Gajah Putih sebagai blue water navy. Eksistensi kapal induk tidak selalu berbanding lurus dengan status blue water navy.
Aspirasi India mempunyai blue water navy didukung oleh faktor-faktor internal dalam Angkatan Laut. Sebaliknya, faktor-faktor internal dalam Angkatan Laut Cina belum mendukung untuk mewujudkan aspirasi blue water navy. Di situlah yang membedakan antara kekuatan laut India dengan kekuatan laut Cina.

Tidak ada komentar: