All hand,
Dengan karakteristik Angkatan Laut yang berbeda dengan angkatan lainnya, eksploitasi Angkatan Laut untuk mengamankan kepentingan nasional mempunyai lebih banyak pilihan. Angkatan Laut dapat menyebarkan kekuatannya ke wilayah perairan di sekitar negara sasaran tanpa harus takut menimbulkan keributan politik. Dengan kemampuan hovering di perairan internasional dalam waktu yang lama, kekuatan Angkatan Laut dapat mempengaruhi course of action yang terjadi di daratan. Kekuatan Angkatan Laut juga dapat memasuki perairan teritorial negara lain dengan berlindung di balik rezim lintas damai yang dapat dimanfaatkan untuk mengirimkan pesan politik kepada negara yang wilayah perairannya dilintasi.
Oleh karena itu, dari dahulu sampai sekarang dan dapat dipastikan di masa depan Angkatan Laut senantiasa akan selalu menjadi simbol kekuatan dan pengaruh suatu negara. Hal itulah yang dipraktekkan oleh Inggris, kemudian dicoba pula oleh Jerman di era Perang Dunia Pertama dan Kedua dan kini dilanjutkan oleh Amerika Serikat. Kekuatan Angkatan Laut, dalam hal ini kapal perang merupakan extended territory dari suatu negara. Menganggu dan mengancam sebuah atau suatu gugus tugas kapal perang sama artinya dengan mengganggu dan mengancam negara pemilik gugus tugas itu.
Di masa lalu simbol kekuatan dan pengaruh Indonesia di kawasan Asia Tenggara ditunjukkan melalui kekuatan Angkatan Laut. Setidaknya hal itu terjadi sampai awal 1990-an, meskipun puncaknya terjadi pada masa awal 1960-an. Setiap sikap politik Indonesia di kawasan didukung pula oleh pameran bendera kekuatan laut Indonesia. Misalnya, dukungan Indonesia terhadap penyelenggaraan KTT ASEAN 1987 di Manila, Filipina yang ditunjukkan dengan pengiriman kapal perang untuk mengamankan kegiatan itu.
Angkatan Laut sebagai simbol kekuatan dan pengaruh Indonesia di kawasan dipraktekkan pula dalam hubungan dengan negara-negara lainnya di sekitar Indonesia. Apabila kekuatan laut Indonesia melintas di perairan dekat Singapura, tak ayal sebagian kekuatan laut negeri penampung koruptor itu dikerahkan untuk mengawasi kapal perang Indonesia yang melintas.
Sayang kini sepertinya para pengambil kebijakan di Indonesia sudah tidak paham mengenai Angkatan Laut sebagai simbol kekuatan dan pengaruh. Di sisi lain, tidak ada kekuatan militer lain di Indonesia yang dapat menggantikan peran Angkatan Laut itu, sebab itu suatu hal yang unik. Angkatan Laut dapat berperan sebagai simbol kekuatan dan pengaruh karena karakteristiknya yang tidak dimiliki oleh angkatan lainnya. Seberapa banyak pun kekuatan darat dan udara Indonesia, sampai kapan pun tidak akan mampu berperan sebagai simbol kekuatan dan pengaruh Indonesia di kawasan.
Peran itu hanya bisa dilaksanakan oleh Angkatan Laut. Pertanyaannya, apakah pengambil keputusan negeri ini masih akan lebih percaya pada keampuhan soft power daripada Angkatan Laut? Memperkuat kekuatan laut Indonesia memang membutuhkan biaya, tetapi biaya yang dikeluarkan niscaya akan sebanding dengan hasil yang akan didapatkan.
Dengan karakteristik Angkatan Laut yang berbeda dengan angkatan lainnya, eksploitasi Angkatan Laut untuk mengamankan kepentingan nasional mempunyai lebih banyak pilihan. Angkatan Laut dapat menyebarkan kekuatannya ke wilayah perairan di sekitar negara sasaran tanpa harus takut menimbulkan keributan politik. Dengan kemampuan hovering di perairan internasional dalam waktu yang lama, kekuatan Angkatan Laut dapat mempengaruhi course of action yang terjadi di daratan. Kekuatan Angkatan Laut juga dapat memasuki perairan teritorial negara lain dengan berlindung di balik rezim lintas damai yang dapat dimanfaatkan untuk mengirimkan pesan politik kepada negara yang wilayah perairannya dilintasi.
Oleh karena itu, dari dahulu sampai sekarang dan dapat dipastikan di masa depan Angkatan Laut senantiasa akan selalu menjadi simbol kekuatan dan pengaruh suatu negara. Hal itulah yang dipraktekkan oleh Inggris, kemudian dicoba pula oleh Jerman di era Perang Dunia Pertama dan Kedua dan kini dilanjutkan oleh Amerika Serikat. Kekuatan Angkatan Laut, dalam hal ini kapal perang merupakan extended territory dari suatu negara. Menganggu dan mengancam sebuah atau suatu gugus tugas kapal perang sama artinya dengan mengganggu dan mengancam negara pemilik gugus tugas itu.
Di masa lalu simbol kekuatan dan pengaruh Indonesia di kawasan Asia Tenggara ditunjukkan melalui kekuatan Angkatan Laut. Setidaknya hal itu terjadi sampai awal 1990-an, meskipun puncaknya terjadi pada masa awal 1960-an. Setiap sikap politik Indonesia di kawasan didukung pula oleh pameran bendera kekuatan laut Indonesia. Misalnya, dukungan Indonesia terhadap penyelenggaraan KTT ASEAN 1987 di Manila, Filipina yang ditunjukkan dengan pengiriman kapal perang untuk mengamankan kegiatan itu.
Angkatan Laut sebagai simbol kekuatan dan pengaruh Indonesia di kawasan dipraktekkan pula dalam hubungan dengan negara-negara lainnya di sekitar Indonesia. Apabila kekuatan laut Indonesia melintas di perairan dekat Singapura, tak ayal sebagian kekuatan laut negeri penampung koruptor itu dikerahkan untuk mengawasi kapal perang Indonesia yang melintas.
Sayang kini sepertinya para pengambil kebijakan di Indonesia sudah tidak paham mengenai Angkatan Laut sebagai simbol kekuatan dan pengaruh. Di sisi lain, tidak ada kekuatan militer lain di Indonesia yang dapat menggantikan peran Angkatan Laut itu, sebab itu suatu hal yang unik. Angkatan Laut dapat berperan sebagai simbol kekuatan dan pengaruh karena karakteristiknya yang tidak dimiliki oleh angkatan lainnya. Seberapa banyak pun kekuatan darat dan udara Indonesia, sampai kapan pun tidak akan mampu berperan sebagai simbol kekuatan dan pengaruh Indonesia di kawasan.
Peran itu hanya bisa dilaksanakan oleh Angkatan Laut. Pertanyaannya, apakah pengambil keputusan negeri ini masih akan lebih percaya pada keampuhan soft power daripada Angkatan Laut? Memperkuat kekuatan laut Indonesia memang membutuhkan biaya, tetapi biaya yang dikeluarkan niscaya akan sebanding dengan hasil yang akan didapatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar