All hands,
Kegiatan Angkatan Laut seperti fleet review merupakan wadah untuk memamerkan kredibilitas kekuatan suatu Angkatan Laut. Kredibilitas itulah yang dipamerkan oleh sejumlah Angkatan Laut negara-negara asing yang mengirimkan kapal perangnya untuk berpartisipasi dalam Indonesia Fleet Review 2009 beberapa hari lalu. Pesan dari negara-negara itu sangat jelas, yakni “lihatlah kekuatan Angkatan Laut kami”.
Sehingga tidak aneh apabila kapal perang yang diutus untuk mengikuti fleet review sebagian besar merupakan kapal kombatan atas air yang menyandang teknologi mutakhir. Hal itu dimaksudkan untuk menunjukkan kredibilitas Angkatan Laut mereka kepada negara-negara lain, baik kepada negara tuan rumah maupun sesama peserta fleet review.
Pesan tentang kredibilitas Angkatan Laut negara-negara itu diperkuat pula oleh pesan politik berupa kehadiran para Kepala Staf Angkatan Lautnya. Kehadiran para Kepala Staf itu tidak dapat semata-mata memenuhi undangan dari sejawat mereka di Indonesia, tetapi mempunyai makna politik pula. Makna politiknya yaitu menyampaikan pesan politik tentang niat dan kemampuan mereka dalam rangka menjamin stabilitas kawasan melalui kerjasama antar Angkatan Laut.
Indonesia dengan segala keterbatasannya berupaya punya menampilkan kredibilitas Angkatan Lautnya dalam kegiatan itu. Lebih dari itu, secara politik Indonesia juga mengajukan inisiatif memperkuat kerjasama antar Angkatan Laut guna menjamin stabilitas kawasan, khususnya di kawasan Asia Tenggara. Semua itu dilakukan di tengah masih dipertanyakannya kemauan politik dari pengambil kebijakan untuk bersungguh-sungguh memperkuat kekuatan laut negeri ini.
Namun demikian, upaya Angkatan Laut negeri ini untuk menampilkan kredibilitasnya menurut hemat saya kurang tercapai. Sebab ada tradisi dalam kegiatan fleet review yang tidak dipenuhi oleh kegiatan di Indonesia, yaitu tidak dihadiri oleh pejabat tertinggi di negeri ini. Dalam tradisi fleet review di negara mana pun di dunia, salah satu rangkaian acaranya adalah inspeksi terhadap kapal perang yang ikut dalam kegiatan itu dan yang melaksanakan inspeksi adalah petinggi tertinggi di negeri itu.
Kekurangan yang sangat fatal dalam fleet review beberapa hari lalu itu menimbulkan pertanyaan, yakni apakah hal itu mencerminkan kurangnya komitmen pengambil kebijakan tertinggi memperkuat Angkatan Laut negeri ini? Silakan ambil jawaban sendiri…
Kegiatan Angkatan Laut seperti fleet review merupakan wadah untuk memamerkan kredibilitas kekuatan suatu Angkatan Laut. Kredibilitas itulah yang dipamerkan oleh sejumlah Angkatan Laut negara-negara asing yang mengirimkan kapal perangnya untuk berpartisipasi dalam Indonesia Fleet Review 2009 beberapa hari lalu. Pesan dari negara-negara itu sangat jelas, yakni “lihatlah kekuatan Angkatan Laut kami”.
Sehingga tidak aneh apabila kapal perang yang diutus untuk mengikuti fleet review sebagian besar merupakan kapal kombatan atas air yang menyandang teknologi mutakhir. Hal itu dimaksudkan untuk menunjukkan kredibilitas Angkatan Laut mereka kepada negara-negara lain, baik kepada negara tuan rumah maupun sesama peserta fleet review.
Pesan tentang kredibilitas Angkatan Laut negara-negara itu diperkuat pula oleh pesan politik berupa kehadiran para Kepala Staf Angkatan Lautnya. Kehadiran para Kepala Staf itu tidak dapat semata-mata memenuhi undangan dari sejawat mereka di Indonesia, tetapi mempunyai makna politik pula. Makna politiknya yaitu menyampaikan pesan politik tentang niat dan kemampuan mereka dalam rangka menjamin stabilitas kawasan melalui kerjasama antar Angkatan Laut.
Indonesia dengan segala keterbatasannya berupaya punya menampilkan kredibilitas Angkatan Lautnya dalam kegiatan itu. Lebih dari itu, secara politik Indonesia juga mengajukan inisiatif memperkuat kerjasama antar Angkatan Laut guna menjamin stabilitas kawasan, khususnya di kawasan Asia Tenggara. Semua itu dilakukan di tengah masih dipertanyakannya kemauan politik dari pengambil kebijakan untuk bersungguh-sungguh memperkuat kekuatan laut negeri ini.
Namun demikian, upaya Angkatan Laut negeri ini untuk menampilkan kredibilitasnya menurut hemat saya kurang tercapai. Sebab ada tradisi dalam kegiatan fleet review yang tidak dipenuhi oleh kegiatan di Indonesia, yaitu tidak dihadiri oleh pejabat tertinggi di negeri ini. Dalam tradisi fleet review di negara mana pun di dunia, salah satu rangkaian acaranya adalah inspeksi terhadap kapal perang yang ikut dalam kegiatan itu dan yang melaksanakan inspeksi adalah petinggi tertinggi di negeri itu.
Kekurangan yang sangat fatal dalam fleet review beberapa hari lalu itu menimbulkan pertanyaan, yakni apakah hal itu mencerminkan kurangnya komitmen pengambil kebijakan tertinggi memperkuat Angkatan Laut negeri ini? Silakan ambil jawaban sendiri…
1 komentar:
hawwwduhhh ga kaget kok klo petinggi negara kita ga hadir,bnyk ALUTSISTA kita yg direncanakan jg molor atau dibatalkan.bayangkan 4 sukoi yg dibeli zaman megawati sampai pemerintahan SBY kmrn hanya mampu menambah 3,3 sisanya dikirim awal tahun depan.. klo dihitung2 brati kita hanya mampu membeli 6 sukoi dlm kurun waktu 5 tahun itu saja jmlah unit blm lengkap 1 skadron n masi persenjataan blm lengkap.kasus lain? betapa susahnya kita membeli kapal selam br,padahal fasilitas kredit ada.masi ingatkah anda program "korvet nasional" skrg malah tidak terdengar dengan alasan dana tidak cukup padahal pemerintah menaikkan angaran pertahanan sampai rp 40 T.bs dibilang mental wawasan nasional n ketahanan negara petinggi kita kurang,bahkan jujur saja masyarakat kita sbagian besar ga ngerti maksud "wawasan nasional dan ktahanan negara" mw bukti?
bbrp hari yg lalu saya baca koran "Jxxx POS" disalah satu sudut koran itu da seorang anak SMA yg berkomentar tentang sail bunaken isinya kira2 sperti ini...
".......kenapa yah petinggi negeri ini ga sadar2 diri,masa hanya untuk acara seperti itu negara mw mengeluarkan uang RP 40 miliar lebih. padahal untuk merayakan 17 agustus kan bs dengan cara lain seperti membagikan beras atau yg lain ke rakyat miskin.lebih berguna daripada menghamburkan uang negara seperti itu..."
bs dibilang sbagian besar rakyat kita sudah lupa makna "harga diri bangsa,pertahanan nasional,kecintaan thdp negeri"
rakyat kita sekarang ini sudah terlalu pusing dengan harga pangan yg semakin meningkat,sekolah susah,cari kerja susah.... "lebih baik uang itu dibelikan beras dr pada buat beli kapal selam ecek2"
kata KASAL kita...
Posting Komentar