All hands,
Peran logistik dalam mendukung operasi Angkatan Laut tidak diragukan lagi. Tanpa dukungan logistik, tujuan operasi Angkatan Laut tidak akan tercapai. Sejarah telah membuktikan betapa kritisnya dukungan logistik untuk mendukung operasi-operasi Angkatan Laut.
Dengan ruang operasi yang luas dan jauh, penyiapan dukungan logistik Angkatan Laut bukan suatu hal yang mudah. Sebab unsur-unsur logistik harus hadir di titik-titik atau di wilayah-wilayah di sekitar kawasan operasi Angkatan Laut. Kehadiran unsur logistik kadang kala tidak mudah, khususnya pada unsur logistik yang berbasis di darat.
Oleh karena itu, negara-negara yang memproyeksikan kekuatan lautnya kini tidak sepenuhnya bergantung pada unsur dukungan logistik yang berbasis di darat alias bergantung pada pangkalan Angkatan Laut. Mereka mengurangi ketergantungan itu melalui prepositioning, yang mana pada kapal bantu dimuat hampir semua jenis bekal. Seperti amunisi, bahan bakar dan pelumas, suku cadang kapal dan lain sebagainya. Prepositioning dapat diterjemahkan secara bebas sebagai logistik apung.
Dengan prepositioning, satu atau beberapa kapal bantu disebarkan pada wilayah tertentu yang menjadi kawasan operasi Angkatan Laut. Kapal ini yang dikenal sebagai prepositioning ships berlayar terpisah dari kapal-kapal perang yang akan didukung bekalnya. Jadi prepositioning ships tidak termasuk dalam gugus tugas kapal perang.
Apabila kapal perang dalam gugus tugas membutuhkan dukungan bekal ulang, maka tinggal diatur pada koordinat berapa akan bertemu dengan prepositioning ships untuk melaksanakan RAS alias underway replenishment. Cara ini selain menghemat waktu, juga menghemat biaya operasional karena kapal perang yang tergabung dalam gugus tugas tidak perlu lagi merapat ke pangkalan Angkatan Laut di darat untuk keperluan bekal ulang.
Pertanyaannya, mungkinkah prepositioning ships diterapkan di Indonesia? Jawabannya sangat mungkin. Sebab wilayah operasi Angkatan Laut kita sangat luas, sementara belum semua pangkalan Angkatan Laut dapat memberikan dukungan bekal ulang sesuai kebutuhan kapal perang. Sekarang tinggal bagaimana merumuskannya secara detail soal prepositioning ships ini.
Peran logistik dalam mendukung operasi Angkatan Laut tidak diragukan lagi. Tanpa dukungan logistik, tujuan operasi Angkatan Laut tidak akan tercapai. Sejarah telah membuktikan betapa kritisnya dukungan logistik untuk mendukung operasi-operasi Angkatan Laut.
Dengan ruang operasi yang luas dan jauh, penyiapan dukungan logistik Angkatan Laut bukan suatu hal yang mudah. Sebab unsur-unsur logistik harus hadir di titik-titik atau di wilayah-wilayah di sekitar kawasan operasi Angkatan Laut. Kehadiran unsur logistik kadang kala tidak mudah, khususnya pada unsur logistik yang berbasis di darat.
Oleh karena itu, negara-negara yang memproyeksikan kekuatan lautnya kini tidak sepenuhnya bergantung pada unsur dukungan logistik yang berbasis di darat alias bergantung pada pangkalan Angkatan Laut. Mereka mengurangi ketergantungan itu melalui prepositioning, yang mana pada kapal bantu dimuat hampir semua jenis bekal. Seperti amunisi, bahan bakar dan pelumas, suku cadang kapal dan lain sebagainya. Prepositioning dapat diterjemahkan secara bebas sebagai logistik apung.
Dengan prepositioning, satu atau beberapa kapal bantu disebarkan pada wilayah tertentu yang menjadi kawasan operasi Angkatan Laut. Kapal ini yang dikenal sebagai prepositioning ships berlayar terpisah dari kapal-kapal perang yang akan didukung bekalnya. Jadi prepositioning ships tidak termasuk dalam gugus tugas kapal perang.
Apabila kapal perang dalam gugus tugas membutuhkan dukungan bekal ulang, maka tinggal diatur pada koordinat berapa akan bertemu dengan prepositioning ships untuk melaksanakan RAS alias underway replenishment. Cara ini selain menghemat waktu, juga menghemat biaya operasional karena kapal perang yang tergabung dalam gugus tugas tidak perlu lagi merapat ke pangkalan Angkatan Laut di darat untuk keperluan bekal ulang.
Pertanyaannya, mungkinkah prepositioning ships diterapkan di Indonesia? Jawabannya sangat mungkin. Sebab wilayah operasi Angkatan Laut kita sangat luas, sementara belum semua pangkalan Angkatan Laut dapat memberikan dukungan bekal ulang sesuai kebutuhan kapal perang. Sekarang tinggal bagaimana merumuskannya secara detail soal prepositioning ships ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar