All hands,
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa Angkatan Laut merupakan suatu matra militer yang padat teknologi. Teknologi Angkatan Laut selalu berkembang setiap dekade, artinya pada setiap 10 tahun dipastikan muncul teknologi baru yang lebih canggih dari teknologi sebelumnya yang telah diadopsi. Bukan hal yang aneh bila kemudian ada sistem senjata dengan merek yang sama, namun berbeda blok.
Kemampuan Angkatan Laut berkisar pada peperangan permukaan, peperangan bawah air, peperangan udara dan peperangan elektronika. Setiap Angkatan Laut di dunia akan selalu berupaya memodernisasi kemampuannya pada keempat kemampuan peperangan itu, baru melalui pengadaan sistem senjata baru ataupun lewat program midlife modernization. Contohnya adalah modernisasi fregat kelas Adelaide alias kelas Oliver Hazard Perry milik Angkatan Laut Australia yang mengadopsi teknologi Aegis sehingga kini mampu melaksanakan peperangan udara jauh lebih baik daripada sebelumnya.
Sebagian Angkatan Laut di permukaan bumi telah mampu mengindentifikasi kebutuhan teknologi apa saja yang harus mereka penuhi dalam suatu kurun waktu. Identifikasi itu didasarkan pada kebutuhan operasional mereka dalam jangka waktu tersebut. Sehingga adopsi teknologi mereka terukur dan tepat sasaran, bukan sekedar asal adopsi yang pada akhirnya kurang berkontribusi pada kebutuhan operasional. Dengan kata lain, mereka telah mempunyai cetak biru teknologi yang dibutuhkan.
Berdasarkan dari pengalaman program midlife modernization yang telah dilaksanakan pada sejumlah kapal perang milik Indonesia, nampak jelas belum ada cetak biru tentang teknologi apa sebenarnya yang dibutuhkan oleh kekuatan laut negeri ini. Terkadang hasil dari program itu kurang jelas, dalam arti apakah benar kemampuan kapal perang yang telah selesai menjalani program itu telah meningkat dari kondisi sebelumnya atau tidak. Secara teoritis, melalui program modernisasi berarti kemampuan yang disandang suatu kapal perang sudah jauh meningkat dibandingkan kondisi awal sebelum menjalani program itu.
Sebagai contoh, radar pengamatan dan radar kendali penembakannya lebih modern dan canggih daripada radar yang terpasang sebelumnya. Begitu juga rudal yang terpasang, merupakan generasi yang lebih maju daripada rudal yang digantikan. Soal combat management system juga demikian.
Agar lebih terukur dan tepat sasaran, kekuatan laut negeri ini perlu dibekali dengan cetak biru teknologi yang hendak diadopsi dalam suatu kurun masa. Penyusunannya sebaiknya dilakukan bersama dengan Departemen Pertahanan, agar ketika suatu saat teknologi yang dimaksud hendak dibeli, maka Departemen Pertahanan tidak akan “rewel” menanyakan segala macam. Sebab mereka telah dilibatkan sejak awal dan diharapkan cetak biru itu masuk dalam program pembangunan kekuatan Angkatan Laut yang diadopsi oleh departemen itu.
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa Angkatan Laut merupakan suatu matra militer yang padat teknologi. Teknologi Angkatan Laut selalu berkembang setiap dekade, artinya pada setiap 10 tahun dipastikan muncul teknologi baru yang lebih canggih dari teknologi sebelumnya yang telah diadopsi. Bukan hal yang aneh bila kemudian ada sistem senjata dengan merek yang sama, namun berbeda blok.
Kemampuan Angkatan Laut berkisar pada peperangan permukaan, peperangan bawah air, peperangan udara dan peperangan elektronika. Setiap Angkatan Laut di dunia akan selalu berupaya memodernisasi kemampuannya pada keempat kemampuan peperangan itu, baru melalui pengadaan sistem senjata baru ataupun lewat program midlife modernization. Contohnya adalah modernisasi fregat kelas Adelaide alias kelas Oliver Hazard Perry milik Angkatan Laut Australia yang mengadopsi teknologi Aegis sehingga kini mampu melaksanakan peperangan udara jauh lebih baik daripada sebelumnya.
Sebagian Angkatan Laut di permukaan bumi telah mampu mengindentifikasi kebutuhan teknologi apa saja yang harus mereka penuhi dalam suatu kurun waktu. Identifikasi itu didasarkan pada kebutuhan operasional mereka dalam jangka waktu tersebut. Sehingga adopsi teknologi mereka terukur dan tepat sasaran, bukan sekedar asal adopsi yang pada akhirnya kurang berkontribusi pada kebutuhan operasional. Dengan kata lain, mereka telah mempunyai cetak biru teknologi yang dibutuhkan.
Berdasarkan dari pengalaman program midlife modernization yang telah dilaksanakan pada sejumlah kapal perang milik Indonesia, nampak jelas belum ada cetak biru tentang teknologi apa sebenarnya yang dibutuhkan oleh kekuatan laut negeri ini. Terkadang hasil dari program itu kurang jelas, dalam arti apakah benar kemampuan kapal perang yang telah selesai menjalani program itu telah meningkat dari kondisi sebelumnya atau tidak. Secara teoritis, melalui program modernisasi berarti kemampuan yang disandang suatu kapal perang sudah jauh meningkat dibandingkan kondisi awal sebelum menjalani program itu.
Sebagai contoh, radar pengamatan dan radar kendali penembakannya lebih modern dan canggih daripada radar yang terpasang sebelumnya. Begitu juga rudal yang terpasang, merupakan generasi yang lebih maju daripada rudal yang digantikan. Soal combat management system juga demikian.
Agar lebih terukur dan tepat sasaran, kekuatan laut negeri ini perlu dibekali dengan cetak biru teknologi yang hendak diadopsi dalam suatu kurun masa. Penyusunannya sebaiknya dilakukan bersama dengan Departemen Pertahanan, agar ketika suatu saat teknologi yang dimaksud hendak dibeli, maka Departemen Pertahanan tidak akan “rewel” menanyakan segala macam. Sebab mereka telah dilibatkan sejak awal dan diharapkan cetak biru itu masuk dalam program pembangunan kekuatan Angkatan Laut yang diadopsi oleh departemen itu.
1 komentar:
menarik,,,saya salut melihat rencana (yang mungkin sudah terlaksana) mengenai mid life modernization terhadap kapal tempur permukaan terbesar yang dimiliki Indonesia saat ini, meramu berbagai teknologi dalam kapal yang oleh berbagai pihak dinilai sudah uzur
Posting Komentar