All hands,
Banyak pihak di Indonesia yang tidak paham dengan strategi. Tidak sedikit strategi dicampur adukkannya dengan taktis. Strategi (dan taktik) lahir dari dunia militer, sebab memang awalnya istilah ini hanya eksklusif militer. Namun kemudian kedua istilah diadopsi oleh kehidupan sipil, walaupun secara pribadi saya sampai kini belum paham apa definisi strategi dalam kehidupan sipil.
Dapat dipastikan definisinya berbeda dengan definisi yang berlaku di dunia militer, termasuk di Angkatan Laut. Ada hal penting menyangkut strategi di lingkungan Angkatan Laut negeri ini yang hendaknya dicermati. Pemahaman terhadap strategi harus diakui masih dangkal, sebab ilmu itu baru diberikan ketika perwira menjalani pendidikan di Sesko matra laut. Saat menjalani pendidikan di Akademi matra laut, ilmu tentang strategi belum diberikan.
Sebagai perbandingan, di Angkatan Laut lain di dunia ilmu tentang strategi sudah diberikan ketika masih di Akademi Angkatan Laut. Selanjutnya ilmu itu terus diberikan dalam berbagai pendidikan penjenjangan di Angkatan Laut. Sehingga ketika para perwira menempuh pendidikan tingkat sesko, pemahaman mereka tentang strategi sudah matang. Mereka bisa dengan panjang lebar menguraikan pemikiran strategi ala Clausewitz, Sun Tzu, Jomini, Napoleon, Corbett, Reader, Liddle Hart, Rommel dan lain sebagainya.
Kondisi demikian belum dijumpai di Indonesia. Ilmu strategi yang diberikan di sesko matra menurut banyak pihak masih dangkal dan belum matang. Situasi itu antara lain tercipta karena padatnya mata ajaran di lembaga pendidikan itu, selain juga belum adanya bekal ilmu itu ketika mereka masih berstatus kadet di akademi matra.
Membumikan penguasaan ilmu tentang strategi merupakan pekerjaan rumah bagi kekuatan laut Indonesia. Perlu dipikirkan kembali bagaimana caranya agar ilmu itu mampu melekat dan dipahami secara menyeluruh oleh para perwira, karena mereka-lah yang akan menyusun perencanaan militer nantinya.
Banyak pihak di Indonesia yang tidak paham dengan strategi. Tidak sedikit strategi dicampur adukkannya dengan taktis. Strategi (dan taktik) lahir dari dunia militer, sebab memang awalnya istilah ini hanya eksklusif militer. Namun kemudian kedua istilah diadopsi oleh kehidupan sipil, walaupun secara pribadi saya sampai kini belum paham apa definisi strategi dalam kehidupan sipil.
Dapat dipastikan definisinya berbeda dengan definisi yang berlaku di dunia militer, termasuk di Angkatan Laut. Ada hal penting menyangkut strategi di lingkungan Angkatan Laut negeri ini yang hendaknya dicermati. Pemahaman terhadap strategi harus diakui masih dangkal, sebab ilmu itu baru diberikan ketika perwira menjalani pendidikan di Sesko matra laut. Saat menjalani pendidikan di Akademi matra laut, ilmu tentang strategi belum diberikan.
Sebagai perbandingan, di Angkatan Laut lain di dunia ilmu tentang strategi sudah diberikan ketika masih di Akademi Angkatan Laut. Selanjutnya ilmu itu terus diberikan dalam berbagai pendidikan penjenjangan di Angkatan Laut. Sehingga ketika para perwira menempuh pendidikan tingkat sesko, pemahaman mereka tentang strategi sudah matang. Mereka bisa dengan panjang lebar menguraikan pemikiran strategi ala Clausewitz, Sun Tzu, Jomini, Napoleon, Corbett, Reader, Liddle Hart, Rommel dan lain sebagainya.
Kondisi demikian belum dijumpai di Indonesia. Ilmu strategi yang diberikan di sesko matra menurut banyak pihak masih dangkal dan belum matang. Situasi itu antara lain tercipta karena padatnya mata ajaran di lembaga pendidikan itu, selain juga belum adanya bekal ilmu itu ketika mereka masih berstatus kadet di akademi matra.
Membumikan penguasaan ilmu tentang strategi merupakan pekerjaan rumah bagi kekuatan laut Indonesia. Perlu dipikirkan kembali bagaimana caranya agar ilmu itu mampu melekat dan dipahami secara menyeluruh oleh para perwira, karena mereka-lah yang akan menyusun perencanaan militer nantinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar