All hands,
Terkait dengan peran diplomasi Angkatan Laut, salah satu bentuk diplomasi yang kini banyak dilaksanakan oleh Angkatan Laut negara-negara maju adalah diplomasi publik. Dalam diplomasi publik, yang dikedepankan adalah unsur-unsur soft meskipun kapal perang tetap saja ditampilkan. Misalnya lewat kegiatan kemanusiaan alias bakti sosial dan pertunjukan musik. Perhatikan kegiatan diplomasi publik yang rutin dilaksanakan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat di Indonesia, misalnya lewat kegiatan Armada Ketujuh.
Diplomasi publik merupakan hal yang dianggap “ringan”, namun sesungguhnya dampak yang ditimbulkannya cukup “dahsyat”. Dampaknya adalah persepsi publik yang menjadi sasaran diplomasi terhadap Angkatan Laut yang melakukan diplomasi. Lihatlah bagaimana cara Armada Ketujuh Amerika Serikat untuk membangun persepsi publik negara-negara lain terhadapnya dengan melakukan pertunjukan musik yang dilaksanakan oleh Band Armada Ketujuh.
Band tersebut tampil sebagai band profesional dan bukan sekedar personel berseragam Angkatan Laut yang diperintahkan bermain band. Pertunjukkan mereka mau memukau para penonton, termasuk pula kalangan yang paham dengan musik. Meskipun mereka band militer, akan tetapi penampilan mereka bisa disandingkan dengan band-band profesional lainnya.
Musik adalah “bahasa” universal yang bisa dipahami oleh siapa saja, mampu menyeberangi perbedaan bahasa dan dapat menembus ketidaksamaan persepsi. Itulah alasan mengapa Angkatan Laut Amerika Serikat senantiasa memelihara dan memberdayakan satuan musik-satuan musik mereka, sebab satuan musik adalah salah satu sarana diplomasi publik. Lewat musik, mereka ingin menampilkan sisi lain dari kekuatan laut Amerika Serikat, bahwa Angkatan Laut Broer Sam bukan sekedar citra sebagai mesin pembunuh paling efektif di dunia.
Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Terkait dengan peran diplomasi Angkatan Laut, salah satu bentuk diplomasi yang kini banyak dilaksanakan oleh Angkatan Laut negara-negara maju adalah diplomasi publik. Dalam diplomasi publik, yang dikedepankan adalah unsur-unsur soft meskipun kapal perang tetap saja ditampilkan. Misalnya lewat kegiatan kemanusiaan alias bakti sosial dan pertunjukan musik. Perhatikan kegiatan diplomasi publik yang rutin dilaksanakan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat di Indonesia, misalnya lewat kegiatan Armada Ketujuh.
Diplomasi publik merupakan hal yang dianggap “ringan”, namun sesungguhnya dampak yang ditimbulkannya cukup “dahsyat”. Dampaknya adalah persepsi publik yang menjadi sasaran diplomasi terhadap Angkatan Laut yang melakukan diplomasi. Lihatlah bagaimana cara Armada Ketujuh Amerika Serikat untuk membangun persepsi publik negara-negara lain terhadapnya dengan melakukan pertunjukan musik yang dilaksanakan oleh Band Armada Ketujuh.
Band tersebut tampil sebagai band profesional dan bukan sekedar personel berseragam Angkatan Laut yang diperintahkan bermain band. Pertunjukkan mereka mau memukau para penonton, termasuk pula kalangan yang paham dengan musik. Meskipun mereka band militer, akan tetapi penampilan mereka bisa disandingkan dengan band-band profesional lainnya.
Musik adalah “bahasa” universal yang bisa dipahami oleh siapa saja, mampu menyeberangi perbedaan bahasa dan dapat menembus ketidaksamaan persepsi. Itulah alasan mengapa Angkatan Laut Amerika Serikat senantiasa memelihara dan memberdayakan satuan musik-satuan musik mereka, sebab satuan musik adalah salah satu sarana diplomasi publik. Lewat musik, mereka ingin menampilkan sisi lain dari kekuatan laut Amerika Serikat, bahwa Angkatan Laut Broer Sam bukan sekedar citra sebagai mesin pembunuh paling efektif di dunia.
Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar