All hands,
Berdiskusi soal pesawat patroli maritim, hal utama yang harus diungkap adalah kesamaan persepsi mengenai pesawat patroli maritim itu sendiri. Yang dimaksud pesawat patroli maritim adalah pesawat yang mampu untuk melaksanakan peperangan anti kapal selam, bukan semata mampu mendeteksi sasaran di atas permukaan laut. Di dunia internasional, semua pesawat yang menyandang nama patroli maritim dipastikan mampu menghadapi kapal selam. Anomali hanya terjadi di Indonesia, di mana ada pesawat yang dicap sebagai patroli maritim ternyata tidak dirancang guna menggelar peperangan anti kapal selam.
Dewasa ini pada Angkatan Laut negara-negara maju telah terjadi evolusi pesawat patroli maritim dari MPA menjadi MMA (multi mission aircraft). Tengoklah pengembangan P-8A Poseidon yang digadang-gadang untuk menggantikan P-3 Orion yang telah mengabdi lebih dari 50 tahun. Dengan menyandang gelar MMA, pesawat itu mampu digelar untuk operasi-operasi di atas daratan seperti battlespace control. Mengacu pada kampanye di Afghanistan dan Irak, pesawat-pesawat patroli maritim memang disebarkan ke udara di atas daratan kedua negara untuk mendukung battlespace control bagi pasukan yang beroperasi di daratan.
Meskipun telah menyandang gelar MMA, tetapi kemampuan dasar untuk peperangan kapal selam tetap disandang. P-8A Poseidon tetap dirancang untuk mampu melaksanakan peperangan anti kapal selam, peperangan anti kapal permukaan dan ISR di domain maritim. Pesawat ini juga mampu meluncurkan senjata seperti rudal, torpedo dan ranjau.
Apa pelajaran yang bisa ditarik dari evolusi pesawat patroli maritim itu? Meskipun gelar yang disandang berubah, namun kemampuan peperangan anti kapal selam tetapi wajib disandang oleh pesawat patroli maritim. Sebab khittah pesawat patroli maritim memang untuk jenis peperangan tersebut.
Berdiskusi soal pesawat patroli maritim, hal utama yang harus diungkap adalah kesamaan persepsi mengenai pesawat patroli maritim itu sendiri. Yang dimaksud pesawat patroli maritim adalah pesawat yang mampu untuk melaksanakan peperangan anti kapal selam, bukan semata mampu mendeteksi sasaran di atas permukaan laut. Di dunia internasional, semua pesawat yang menyandang nama patroli maritim dipastikan mampu menghadapi kapal selam. Anomali hanya terjadi di Indonesia, di mana ada pesawat yang dicap sebagai patroli maritim ternyata tidak dirancang guna menggelar peperangan anti kapal selam.
Dewasa ini pada Angkatan Laut negara-negara maju telah terjadi evolusi pesawat patroli maritim dari MPA menjadi MMA (multi mission aircraft). Tengoklah pengembangan P-8A Poseidon yang digadang-gadang untuk menggantikan P-3 Orion yang telah mengabdi lebih dari 50 tahun. Dengan menyandang gelar MMA, pesawat itu mampu digelar untuk operasi-operasi di atas daratan seperti battlespace control. Mengacu pada kampanye di Afghanistan dan Irak, pesawat-pesawat patroli maritim memang disebarkan ke udara di atas daratan kedua negara untuk mendukung battlespace control bagi pasukan yang beroperasi di daratan.
Meskipun telah menyandang gelar MMA, tetapi kemampuan dasar untuk peperangan kapal selam tetap disandang. P-8A Poseidon tetap dirancang untuk mampu melaksanakan peperangan anti kapal selam, peperangan anti kapal permukaan dan ISR di domain maritim. Pesawat ini juga mampu meluncurkan senjata seperti rudal, torpedo dan ranjau.
Apa pelajaran yang bisa ditarik dari evolusi pesawat patroli maritim itu? Meskipun gelar yang disandang berubah, namun kemampuan peperangan anti kapal selam tetapi wajib disandang oleh pesawat patroli maritim. Sebab khittah pesawat patroli maritim memang untuk jenis peperangan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar