All hands,
Salah satu kontribusi Angkatan Laut negeri ini untuk memperkenalkan Indonesia dalam jagat pergaulan antar bangsa adalah melalui misi muhibah, di antaranya adalah muhibah KRI Dewa Ruci ke Eropa tahun ini. Misi muhibah yang dilakoni oleh kapal latih buatan 1953 itu sudah yang kesekian puluh kalinya sejak memperkuat Angkatan Laut Indonesia di tahun 1950-an. Dari sisi masa dinas, KRI Dewa Ruci adalah kapal paling tua yang berdinas di Angkatan Laut dan dari geladaknya sudah melahirkan ribuan perwira Angkatan Laut. Nampaknya masih ada lebih dari seribuan perwira lagi nantinya yang akan dientaskan oleh kapal layar tiang tinggi itu sebelum mengakhiri masa baktinya di Angkatan Laut dan digantikan oleh kapal latih baru.
Selain memperkenalkan Indonesia dalam misi muhibahnya, KRI Dewa Ruci juga memperkenalkan Angkatan Laut Indonesia sendiri ke dunia internasional. Tugas itu sejak puluhan tahun sudah dilakoni oleh kapal latih ini. Terkait dengan hal tersebut, alangkah baiknya bila langkah memperkenalkan Angkatan Laut negeri ini ke dunia internasional ditindaklanjuti. Menjadi pertanyaan bagaimana tindaklanjutnya?
Salah satunya adalah meningkatkan kehadiran kapal perang Indonesia dalam misi-misi internasional, baik yang di bawah payung PBB maupun bendera multinasional lainnya. Dengan demikian eksistensi Angkatan Laut Indonesia akan lebih dikenal dan diketahui dunia internasional. Langkah seperti itu sekarang tengah digenjot oleh kekuatan laut Negeri Tukang Klaim dan negeri penampung koruptor.
Tentu saja menjadi aneh bin ajaib bin tidak masuk akal bila Indonesia yang merupakan negara kepulauan justru Angkatan Lautnya tidak muncul dalam “hiruk-piruk” internasional. Melanglang buananya KRI Dewa Ruci merupakan hal yang bagus, namun akan lebih bagus bila didukung pula oleh melanglang buananya kapal perang Indonesia di perairan internasional dalam rangka menjaga stabilitas keamanan maritim. Selain di Somalia, kawasan operasi lainnya yang tersedia adalah Lebanon.
Salah satu kontribusi Angkatan Laut negeri ini untuk memperkenalkan Indonesia dalam jagat pergaulan antar bangsa adalah melalui misi muhibah, di antaranya adalah muhibah KRI Dewa Ruci ke Eropa tahun ini. Misi muhibah yang dilakoni oleh kapal latih buatan 1953 itu sudah yang kesekian puluh kalinya sejak memperkuat Angkatan Laut Indonesia di tahun 1950-an. Dari sisi masa dinas, KRI Dewa Ruci adalah kapal paling tua yang berdinas di Angkatan Laut dan dari geladaknya sudah melahirkan ribuan perwira Angkatan Laut. Nampaknya masih ada lebih dari seribuan perwira lagi nantinya yang akan dientaskan oleh kapal layar tiang tinggi itu sebelum mengakhiri masa baktinya di Angkatan Laut dan digantikan oleh kapal latih baru.
Selain memperkenalkan Indonesia dalam misi muhibahnya, KRI Dewa Ruci juga memperkenalkan Angkatan Laut Indonesia sendiri ke dunia internasional. Tugas itu sejak puluhan tahun sudah dilakoni oleh kapal latih ini. Terkait dengan hal tersebut, alangkah baiknya bila langkah memperkenalkan Angkatan Laut negeri ini ke dunia internasional ditindaklanjuti. Menjadi pertanyaan bagaimana tindaklanjutnya?
Salah satunya adalah meningkatkan kehadiran kapal perang Indonesia dalam misi-misi internasional, baik yang di bawah payung PBB maupun bendera multinasional lainnya. Dengan demikian eksistensi Angkatan Laut Indonesia akan lebih dikenal dan diketahui dunia internasional. Langkah seperti itu sekarang tengah digenjot oleh kekuatan laut Negeri Tukang Klaim dan negeri penampung koruptor.
Tentu saja menjadi aneh bin ajaib bin tidak masuk akal bila Indonesia yang merupakan negara kepulauan justru Angkatan Lautnya tidak muncul dalam “hiruk-piruk” internasional. Melanglang buananya KRI Dewa Ruci merupakan hal yang bagus, namun akan lebih bagus bila didukung pula oleh melanglang buananya kapal perang Indonesia di perairan internasional dalam rangka menjaga stabilitas keamanan maritim. Selain di Somalia, kawasan operasi lainnya yang tersedia adalah Lebanon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar