05 Mei 2010

Eksploitasi Nilai Strategis Kapal Amfibi

All hands,
Ketika Rusia untuk pertama kalinya berencana membeli kapal perang buatan asing yakni kapal serang amfibi kelas Mistral dari Prancis, beberapa negara kecil eks Uni Soviet langsung mengemukakan kekhawatirannya. Kekhawatiran itu tidak lain disebabkan kemampuan kapal amfibi untuk melaksanakan proyeksi kekuatan. Seperti diketahui, pada Agustus 2008 Rusia terlibat perang singkat dengan Georgia.
Berbeda dengan di masa lalu, kini rancang bangun kapal amfibi sudah mengakomodasi helikopter. Dengan demikian, selain mampu memuat ratusan hingga sekitar 1.000 pasukan pendarat, kapal amfibi juga mampu memuat sejumlah helikopter di deknya. Dimensi dan tonase kapal amfibi sekarang pun berbeda dengan era sebelumnya yang kebanyakan masih berkiblat pada desain kapal amfibi Amerika Serikat selama Perang Dunia Kedua.
Kekuatan laut Indonesia telah dan akan diperkuat oleh beberapa kapal amfibi jenis LPD. Disadari atau tidak, pengadaan beberapa kapal amfibi jenis LPD menarik perhatian beberapa negara di sekitar Indonesia. Sebab kapal itu mampu untuk memproyeksikan kekuatan Marinir ke sasaran yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, kapal ini mempunyai nilai strategis yang mungkin sebelumnya kurang diperhitungkan.
Berdasarkan pada hal tersebut, ke depan hendaknya kapal ini digunakan sebagai salah satu unsur kekuatan Angkatan Laut untuk merespon kontinjensi yang terjadi. Misalnya dalam isu sengketa di Laut Sulawesi.
Agar dapat merespon kontinjensi dengan optimal, sebaiknya konsep Kimar Apung kembali dihidupkan dan diperluas menjadi Yonmar Apung. Apabila konsep ini dieksploitasi, tentu nilai strategisnya akan lebih meningkat. Dengan demikian, SSAT dapat diimplementasikan dalam kondisi yang nyata dan bukan konsep semata.

Tidak ada komentar: