All hands,
Operasi Angkatan Laut jarak jauh yang digolongkan sebagai proyeksi kekuatan mempunyai beberapa persyaratan. Masalah dukungan logistik adalah salah satu persyaratan yang mengemuka dan sering dibahas, sebab tanpa dukungan logistik yang memadai maka operasi yang digelar akan gagal mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Di samping dukungan logistik, persyaratan lainnya yang wajib untuk diperhatikan adalah kemampuan peperangan anti kapal selam.
Dalam melaksanakan operasi Angkatan Laut jarak jauh, ancaman kapal selam merupakan ancaman yang paling tinggi derajatnya dibandingkan ancaman kapal permukaan maupun pesawat udara. Dua ancaman terakhir bisa dideteksi dari jarak puluhan atau ratusan mil laut dari kapal ---tergantung sistem sensor yang diadopsi---, sedangkan ancaman kapal selam bahkan pada jarak hanya di bawah 10 mil laut pun belum tentu mampu dideteksi. Itulah alasan mengapa ancaman kapal selam menempati derajat tertinggi dalam pelaksanaan operasi Angkatan Laut jarak jauh.
Di kawasan Asia Pasifik, Angkatan Laut yang sudah mampu beroperasi jarak jauh adalah Australia, Jepang, Korea Selatan dan Cina. Di kawasan Samudera India satu-satunya Angkatan Laut yang mampu menggelar operasi itu adalah kekuatan laut India. Pertanyaannya, seberapa tinggi kemampuan mereka dalam hal peperangan anti kapal selam? Untuk menjawab pertanyaan itu, ada beberapa parameter yang bisa digunakan. Di antaranya adalah perimbangan aset untuk peperangan permukaan dan peperangan kapal selam.
Apabila dinilai secara garis besar, kemampuan Angkatan Laut Korea Selatan, Cina dan India dalam soal peperangan anti kapal selam masih rendah. Artinya kemampuan mereka melaksanakan proyeksi kekuatan belum ditunjang dengan kemampuan peperangan anti kapal selam yang mumpuni. Adapun Angkatan Laut Australia dan Jepang memiiki kemampuan yang lebih baik? Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Operasi Angkatan Laut jarak jauh yang digolongkan sebagai proyeksi kekuatan mempunyai beberapa persyaratan. Masalah dukungan logistik adalah salah satu persyaratan yang mengemuka dan sering dibahas, sebab tanpa dukungan logistik yang memadai maka operasi yang digelar akan gagal mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Di samping dukungan logistik, persyaratan lainnya yang wajib untuk diperhatikan adalah kemampuan peperangan anti kapal selam.
Dalam melaksanakan operasi Angkatan Laut jarak jauh, ancaman kapal selam merupakan ancaman yang paling tinggi derajatnya dibandingkan ancaman kapal permukaan maupun pesawat udara. Dua ancaman terakhir bisa dideteksi dari jarak puluhan atau ratusan mil laut dari kapal ---tergantung sistem sensor yang diadopsi---, sedangkan ancaman kapal selam bahkan pada jarak hanya di bawah 10 mil laut pun belum tentu mampu dideteksi. Itulah alasan mengapa ancaman kapal selam menempati derajat tertinggi dalam pelaksanaan operasi Angkatan Laut jarak jauh.
Di kawasan Asia Pasifik, Angkatan Laut yang sudah mampu beroperasi jarak jauh adalah Australia, Jepang, Korea Selatan dan Cina. Di kawasan Samudera India satu-satunya Angkatan Laut yang mampu menggelar operasi itu adalah kekuatan laut India. Pertanyaannya, seberapa tinggi kemampuan mereka dalam hal peperangan anti kapal selam? Untuk menjawab pertanyaan itu, ada beberapa parameter yang bisa digunakan. Di antaranya adalah perimbangan aset untuk peperangan permukaan dan peperangan kapal selam.
Apabila dinilai secara garis besar, kemampuan Angkatan Laut Korea Selatan, Cina dan India dalam soal peperangan anti kapal selam masih rendah. Artinya kemampuan mereka melaksanakan proyeksi kekuatan belum ditunjang dengan kemampuan peperangan anti kapal selam yang mumpuni. Adapun Angkatan Laut Australia dan Jepang memiiki kemampuan yang lebih baik? Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar