All hands,
Karena posisi kita sebagai konsumen senjata lebih banyak dirugikan dan didikte oleh produsen, ada keinginan dari kita untuk alih teknologi. Cuma masalahnya, apakah itu realistis? Dari perspektif persaingan bisnis, rasanya sulit buat pihak yang memegang teknologi mengalihkan teknologinya ke konsumen. Sebab itu artinya sama saja dengan mengurangi keuntungan bisnis mereka, membuat konsumen jadi mandiri.
Dulu ada gagasan pengembangan korvet nasional di PT. PAL. Sebagai mitra, PT. PAL gandeng Fincantieri dari Italia. Sekarang program itu nggak kedengaran lagi tuh gimana jadinya. Apakah nggak ada dukungan dari pemerintah? Dukungan di sini bukan cuma dukungan di mulut, tapi dukungan dana. Termasuk komitmen bahwa produk itu akan dibeli oleh pemerintah, dalam hal ini AL.
Sebangun ceritanya dengan FPB-60 yang merupakan pengembangan dari FPB-57. Gimana kelanjutannya? Apakah lagi-lagi nggak ada dukungan dari pemerintah? Dalam arti produk itu nanti akan dipakai oleh AL seperti halnya FPB-57 itu kan lisensi. Terus apa teknologi yang kita dapat dari lisensi? Jangan-jangan cuma platform aja. Yang lain-lain seperti sewaco nggak dapat. Lisensi itu kan salah satu metode alih teknologi.
Torpedo SUT kita sudah bikin sendiri di PT. DI dengan pola lisensi. Tapi sejauh mana kita kuasai teknologi torpedo? Jangan-jangan kita cuma bisa merakit. Saya harap hal itu bukan kenyataan sebenarnya.
Sudah kita melakukan assessment soal penguasaan teknologi lewat lisensi? Harusnya BUMN industri pertahanan lakukan assessment itu. Atau setidaknya Departemen Pertahanan lakukan assessment selaku pemakai. Sehingga kita bisa ukur kemampuan kita sesungguhnya.
Dalam dunia yang semakin interdependen, ketergantungan bahan baku sangat tinggi. Pada torpedo SUT, berapa persen yang komponennya kita bikin sendiri di sini? Di FPB-57, berapa persen komponen berasal dari dalam negeri?
Orang bijak mengatakan bahwa teknologi harus direbut alias dicuri. Jangan pernah harapkan alih teknologi. Terus kita bagaimana? Masih harapkan alih teknologi?
Teknologi berkaitan dengan bisnis. Teknologi berkaitan dengan dominasi dan penguasaan. Dominasi dan penguasaan terkait dengan domain politik.
Karena posisi kita sebagai konsumen senjata lebih banyak dirugikan dan didikte oleh produsen, ada keinginan dari kita untuk alih teknologi. Cuma masalahnya, apakah itu realistis? Dari perspektif persaingan bisnis, rasanya sulit buat pihak yang memegang teknologi mengalihkan teknologinya ke konsumen. Sebab itu artinya sama saja dengan mengurangi keuntungan bisnis mereka, membuat konsumen jadi mandiri.
Dulu ada gagasan pengembangan korvet nasional di PT. PAL. Sebagai mitra, PT. PAL gandeng Fincantieri dari Italia. Sekarang program itu nggak kedengaran lagi tuh gimana jadinya. Apakah nggak ada dukungan dari pemerintah? Dukungan di sini bukan cuma dukungan di mulut, tapi dukungan dana. Termasuk komitmen bahwa produk itu akan dibeli oleh pemerintah, dalam hal ini AL.
Sebangun ceritanya dengan FPB-60 yang merupakan pengembangan dari FPB-57. Gimana kelanjutannya? Apakah lagi-lagi nggak ada dukungan dari pemerintah? Dalam arti produk itu nanti akan dipakai oleh AL seperti halnya FPB-57 itu kan lisensi. Terus apa teknologi yang kita dapat dari lisensi? Jangan-jangan cuma platform aja. Yang lain-lain seperti sewaco nggak dapat. Lisensi itu kan salah satu metode alih teknologi.
Torpedo SUT kita sudah bikin sendiri di PT. DI dengan pola lisensi. Tapi sejauh mana kita kuasai teknologi torpedo? Jangan-jangan kita cuma bisa merakit. Saya harap hal itu bukan kenyataan sebenarnya.
Sudah kita melakukan assessment soal penguasaan teknologi lewat lisensi? Harusnya BUMN industri pertahanan lakukan assessment itu. Atau setidaknya Departemen Pertahanan lakukan assessment selaku pemakai. Sehingga kita bisa ukur kemampuan kita sesungguhnya.
Dalam dunia yang semakin interdependen, ketergantungan bahan baku sangat tinggi. Pada torpedo SUT, berapa persen yang komponennya kita bikin sendiri di sini? Di FPB-57, berapa persen komponen berasal dari dalam negeri?
Orang bijak mengatakan bahwa teknologi harus direbut alias dicuri. Jangan pernah harapkan alih teknologi. Terus kita bagaimana? Masih harapkan alih teknologi?
Teknologi berkaitan dengan bisnis. Teknologi berkaitan dengan dominasi dan penguasaan. Dominasi dan penguasaan terkait dengan domain politik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar