All hands,
Kita sadari atau tidak, ancaman kapal selam terhadap kita semakin meningkat dalam dekade ini dan ke depan. Kalau dulu ancaman itu muncul dari Amerika Serikat dan Australia, sekarang sudah muncul dari negara-negara Asia Tenggara di sekitar kita. Khususnya Singapura dan Malaysia, yang terkesan saling berlomba operasikan kapal selam.
Menghadapi kondisi begitu, sudah sepantasnya kita kembangkan kemampuan AKS. Kalau bicara harga memang mahal, tapi apa sih teknologi AL yang murah??? Masalah kemampuan AKS adalah The Hobson Choice, yang artinya no choice at all.
Terus bagaimana sebaiknya pengembangan kemampuan AKS kita? Secara garis besar, itu harus padukan antara sistem yang ada di kapal atas air, pesawat udara dan sistem deteksi bawah air. Kalau nggak salah, AL kita pesan dua pesawat CN-235 ASW kepada PT.DI. Itu bagus, karena memang pesawat patroli maritim itu fungsi asasinya yah AKS. Memang designasi pesawat ASW tidak populer di dunia internasional, karena mereka lebih suka pakai designasi MPA. Cuma karena di sini MPA seolah-olah punyanya AU (AU mikirnya gitu), yah diakalilah pakai ASW. Selain pesawat sayap tetap, kita juga butuh pesawat sayap putar.
Lalu bagaimana dengan kapal atas air kita? Untuk AKS ada baiknya kita kembangkan kapal dengan platform besar. Saya nggak mengatakan kapal KCT kita nggak bagus, cuma dengan platform yang terbatas, berarti kemampuan operasionalnya juga terbatas. Untuk perairan dalam sepertinya KCT kurang tepat. Belum lagi kita berbicara soal senjata bela dirinya, khususnya hadapi ancaman kapal selam itu sendiri.
Menurut hemat saya, kita perlu pula memprioritaskan pengembangan korvet atau fregat AKS ke depan. Kalau kita petakan, kebutuhan kapal kombatan atas air yang kita butuhkan terdiri dari tiga kemampuan yaitu ASUW, AAW dan ASW. Untuk ASUW, kapal yang ada sekarang sudah mencukupi. Yang belum itu AAW dan ASW. Kita perlu kapal dengan spesialisasi itu.
Dalam pengadaannya, bisa saja kita bagi dua dalam satu kelas. Misalnya, kita dalam 5 atau 10 tahun ke depan akan adakan 4 atau 6 kapal kelas korvet atau fregat. Dari jumlah 4 atau 6 itu, sebagian kita rancang kemampuannya untuk AAW, sebagian lagi untuk ASW alias AKS. Pendekatan itu lebih murah secara biaya daripada setiap AAW dan ASW terdiri dari kelas yang berbeda.
Kata kuncinya adalah kita butuh tingkatkan kemampuan AKS kita. Salah satu caranya adalah lewat pengadaan kapal baru. Kalau kita beli peralatan AKS baru dan dipasang pada kapal-kapal kita sekarang, saya khawatir itu tidak akan efektif. Sebab usia operasional kapal-kapal itu sudah tidak akan panjang, kecuali kelas Sigma.
Kita sadari atau tidak, ancaman kapal selam terhadap kita semakin meningkat dalam dekade ini dan ke depan. Kalau dulu ancaman itu muncul dari Amerika Serikat dan Australia, sekarang sudah muncul dari negara-negara Asia Tenggara di sekitar kita. Khususnya Singapura dan Malaysia, yang terkesan saling berlomba operasikan kapal selam.
Menghadapi kondisi begitu, sudah sepantasnya kita kembangkan kemampuan AKS. Kalau bicara harga memang mahal, tapi apa sih teknologi AL yang murah??? Masalah kemampuan AKS adalah The Hobson Choice, yang artinya no choice at all.
Terus bagaimana sebaiknya pengembangan kemampuan AKS kita? Secara garis besar, itu harus padukan antara sistem yang ada di kapal atas air, pesawat udara dan sistem deteksi bawah air. Kalau nggak salah, AL kita pesan dua pesawat CN-235 ASW kepada PT.DI. Itu bagus, karena memang pesawat patroli maritim itu fungsi asasinya yah AKS. Memang designasi pesawat ASW tidak populer di dunia internasional, karena mereka lebih suka pakai designasi MPA. Cuma karena di sini MPA seolah-olah punyanya AU (AU mikirnya gitu), yah diakalilah pakai ASW. Selain pesawat sayap tetap, kita juga butuh pesawat sayap putar.
Lalu bagaimana dengan kapal atas air kita? Untuk AKS ada baiknya kita kembangkan kapal dengan platform besar. Saya nggak mengatakan kapal KCT kita nggak bagus, cuma dengan platform yang terbatas, berarti kemampuan operasionalnya juga terbatas. Untuk perairan dalam sepertinya KCT kurang tepat. Belum lagi kita berbicara soal senjata bela dirinya, khususnya hadapi ancaman kapal selam itu sendiri.
Menurut hemat saya, kita perlu pula memprioritaskan pengembangan korvet atau fregat AKS ke depan. Kalau kita petakan, kebutuhan kapal kombatan atas air yang kita butuhkan terdiri dari tiga kemampuan yaitu ASUW, AAW dan ASW. Untuk ASUW, kapal yang ada sekarang sudah mencukupi. Yang belum itu AAW dan ASW. Kita perlu kapal dengan spesialisasi itu.
Dalam pengadaannya, bisa saja kita bagi dua dalam satu kelas. Misalnya, kita dalam 5 atau 10 tahun ke depan akan adakan 4 atau 6 kapal kelas korvet atau fregat. Dari jumlah 4 atau 6 itu, sebagian kita rancang kemampuannya untuk AAW, sebagian lagi untuk ASW alias AKS. Pendekatan itu lebih murah secara biaya daripada setiap AAW dan ASW terdiri dari kelas yang berbeda.
Kata kuncinya adalah kita butuh tingkatkan kemampuan AKS kita. Salah satu caranya adalah lewat pengadaan kapal baru. Kalau kita beli peralatan AKS baru dan dipasang pada kapal-kapal kita sekarang, saya khawatir itu tidak akan efektif. Sebab usia operasional kapal-kapal itu sudah tidak akan panjang, kecuali kelas Sigma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar