All hands,
Kalau kita berdiskusi tentang stabilitas kawasan Asia Pasifik dan khususnya Asia Tenggara, salah satu kunci utamanya adalah AL kita. Bersama dengan AL negara-negara besar lainnya, AL kita memainkan peran strategis dan vital yang selama ini justru kurang disadari oleh bangsa Indonesia. Terciptanya stabilitas kawasan tidak bisa diklaim hanya karena peran satu aktor, misalnya U.S. PACOM, dengan menegasikan peran AL negara-negara lain.
Dapat dibayangkan apa jadinya Selat Malaka tanpa kehadiran AL kita di sana. Boleh saja U.S. PACOM dengan U.S. Pacific Fleet-nya jauh lebih kuat dari AL kita, tapi bukan berarti itu jaminan mereka bisa amankan Selat Malaka. Justru kalau mereka hadir di sana, mengundang kelompok-kelompok anti Washington ---khususnya teroris--- untuk jadikan mereka sasaran empuk.
Peran AL kita sebagai salah satu penjamin stabilitas kawasan diakui oleh banyak pihak, termasuk Amerika Serikat sendiri. Itulah salah satu mengapa Washington mau kasih jaringan radar untuk dipasang di Selat Malaka dan Selat Makassar dalam proyek IMSS. Sayangnya justru dari dalam negeri pengakuan itu sangat kurang.
Boleh saja ada pihak-pihak yang mengkritisi bahwa sumber daya alam kita di laut masih banyak dicuri oleh orang lain. Tapi harus diingat, bahwa pengamanan sumber daya alam hanyalah salah satu dari sekian peran Angkatan Laut. Kalau pengamanan sumber daya alam jadi peran dan tugas pokok nomor satu, terus apa gunanya kita beli kapal perang canggih bersenjata torpedo dan rudal jelajah kalau hanya untuk hadapi kapal ikan?
Sampai kapan pun, selama Indonesia merupakan negara kepulauan, AL akan terus berperan sebagai salah satu stabilisator kawasan. Dengan kondisi seperti itu, sudah selayaknya pemerintah memberikan perhatian besar terhadap pembangunan kekuatan AL. Jangan cuma berwacana mau beli alutsista ini dan itu buat AL, tapi begitu ditagih realisasinya, dijawab dananya nggak ada.
Karena jasa AL-lah dalam beberapa tahun terakhir para pejabat dan diplomat kita di luar negeri nggak ”diomeli” lagi sama mitra-mitra mereka soal keamanan maritim di perairan yurisdiksi Indonesia. Karena jasa AL pula sekarang perairan Indonesia, khususnya Selat Malaka, tidak lagi dikategorikan sebagai war risk zone oleh Lloyd Insurance di London. Lalu apa imbalan yang diterima AL dari pemerintah dari semua itu?
Kalau kita berdiskusi tentang stabilitas kawasan Asia Pasifik dan khususnya Asia Tenggara, salah satu kunci utamanya adalah AL kita. Bersama dengan AL negara-negara besar lainnya, AL kita memainkan peran strategis dan vital yang selama ini justru kurang disadari oleh bangsa Indonesia. Terciptanya stabilitas kawasan tidak bisa diklaim hanya karena peran satu aktor, misalnya U.S. PACOM, dengan menegasikan peran AL negara-negara lain.
Dapat dibayangkan apa jadinya Selat Malaka tanpa kehadiran AL kita di sana. Boleh saja U.S. PACOM dengan U.S. Pacific Fleet-nya jauh lebih kuat dari AL kita, tapi bukan berarti itu jaminan mereka bisa amankan Selat Malaka. Justru kalau mereka hadir di sana, mengundang kelompok-kelompok anti Washington ---khususnya teroris--- untuk jadikan mereka sasaran empuk.
Peran AL kita sebagai salah satu penjamin stabilitas kawasan diakui oleh banyak pihak, termasuk Amerika Serikat sendiri. Itulah salah satu mengapa Washington mau kasih jaringan radar untuk dipasang di Selat Malaka dan Selat Makassar dalam proyek IMSS. Sayangnya justru dari dalam negeri pengakuan itu sangat kurang.
Boleh saja ada pihak-pihak yang mengkritisi bahwa sumber daya alam kita di laut masih banyak dicuri oleh orang lain. Tapi harus diingat, bahwa pengamanan sumber daya alam hanyalah salah satu dari sekian peran Angkatan Laut. Kalau pengamanan sumber daya alam jadi peran dan tugas pokok nomor satu, terus apa gunanya kita beli kapal perang canggih bersenjata torpedo dan rudal jelajah kalau hanya untuk hadapi kapal ikan?
Sampai kapan pun, selama Indonesia merupakan negara kepulauan, AL akan terus berperan sebagai salah satu stabilisator kawasan. Dengan kondisi seperti itu, sudah selayaknya pemerintah memberikan perhatian besar terhadap pembangunan kekuatan AL. Jangan cuma berwacana mau beli alutsista ini dan itu buat AL, tapi begitu ditagih realisasinya, dijawab dananya nggak ada.
Karena jasa AL-lah dalam beberapa tahun terakhir para pejabat dan diplomat kita di luar negeri nggak ”diomeli” lagi sama mitra-mitra mereka soal keamanan maritim di perairan yurisdiksi Indonesia. Karena jasa AL pula sekarang perairan Indonesia, khususnya Selat Malaka, tidak lagi dikategorikan sebagai war risk zone oleh Lloyd Insurance di London. Lalu apa imbalan yang diterima AL dari pemerintah dari semua itu?
1 komentar:
Logikanya kan Indonesia negara kepulauan. Seharusnya yah yang berhubungan ama laut bener2 dijaga. Masalahnya batas daerah perairan kita aja sering dilanggar. Udah gitu AL kita kurang begitu "booming" rasanya.
Posting Komentar