All hands,
Perlindungan terhadap perkapalan (protection of shipping) pada dasarnya merupakan alasan sejarah kelahiran AL di dunia. Seiring dengan berjalannya waktu, AL mempunyai peran-peran yang meluas dan pada akhirnya dirumuskan oleh Ken Booth ke dalam trinitas AL yaitu military, constabulary and diplomacy.
Perlindungan terhadap perkapalan merupakan salah satu operasi AL di masa Perang Dunia Kedua. Kemudian operasi itu juga menonjol ketika terjadi Perang Iran-Irak yang salah satu bagiannya adalah tanker war. Karena kapal tanker milik Kuwait diranjau oleh Iran, U.S. Navy memberikan perlindungan dengan syarat re-flagging.
Protection follows the flag. Begitu kata para petinggi Pentagon dan U.S. Navy. Artinya kapal tanker Kuwait harus ganti bendera Stripe and Stripes agar bisa dilindungi oleh U.S. Navy.
Sekarang operasi perlindungan terhadap perkapalan kembali menjadi perhatian seiring dengan perang terhadap terorisme, perompakan dan pembajakan. Sudah ada beberapa contoh kasus betapa perlindungan terhadap perkapalan bersifat imperatif.
Itulah salah satu operasi yang dilaksanakan oleh beberapa AL dunia, bukan saja U.S. Navy. Mereka melaksanakan itu dalam payung maritime security operations, yang merupakan bagian dari peran konstabulari. AL India juga melaksanakan itu, dengan mengawal kapal-kapal niaga berbendera Star and Stripes yang lewat Selat Malaka.
Lalu kita bagaimana? Lepas bahwa saat ini tidak ada ancaman imminent terhadap armada kapal niaga berbendera Merah Putih, tapi sebaiknya kita harus mempersiapkan diri untuk itu. Waktu Aceh masih bergolak, perairan Selat Malaka sekitar Aceh nggak aman. Kondisi itu sebenarnya bisa menjadi alasan bagi AL untuk melaksanakan operasi perlindungan terhadap perkapalan, minimal yang berbendera Merah Putih.
Meskipun dalam beberapa tahun ke depan kita belum akan mengarah menjadi expeditionary navy, namun setidaknya kita harus mempunyai kemampuan perlindungan terhadap perkapalan di wilayah kita sendiri. Lingkungan strategis berubah dengan cepat dan terkadang perubahan itu meleset dari perkiraan kita. Makanya kita harus expect the unexpected.
Perlindungan terhadap perkapalan (protection of shipping) pada dasarnya merupakan alasan sejarah kelahiran AL di dunia. Seiring dengan berjalannya waktu, AL mempunyai peran-peran yang meluas dan pada akhirnya dirumuskan oleh Ken Booth ke dalam trinitas AL yaitu military, constabulary and diplomacy.
Perlindungan terhadap perkapalan merupakan salah satu operasi AL di masa Perang Dunia Kedua. Kemudian operasi itu juga menonjol ketika terjadi Perang Iran-Irak yang salah satu bagiannya adalah tanker war. Karena kapal tanker milik Kuwait diranjau oleh Iran, U.S. Navy memberikan perlindungan dengan syarat re-flagging.
Protection follows the flag. Begitu kata para petinggi Pentagon dan U.S. Navy. Artinya kapal tanker Kuwait harus ganti bendera Stripe and Stripes agar bisa dilindungi oleh U.S. Navy.
Sekarang operasi perlindungan terhadap perkapalan kembali menjadi perhatian seiring dengan perang terhadap terorisme, perompakan dan pembajakan. Sudah ada beberapa contoh kasus betapa perlindungan terhadap perkapalan bersifat imperatif.
Itulah salah satu operasi yang dilaksanakan oleh beberapa AL dunia, bukan saja U.S. Navy. Mereka melaksanakan itu dalam payung maritime security operations, yang merupakan bagian dari peran konstabulari. AL India juga melaksanakan itu, dengan mengawal kapal-kapal niaga berbendera Star and Stripes yang lewat Selat Malaka.
Lalu kita bagaimana? Lepas bahwa saat ini tidak ada ancaman imminent terhadap armada kapal niaga berbendera Merah Putih, tapi sebaiknya kita harus mempersiapkan diri untuk itu. Waktu Aceh masih bergolak, perairan Selat Malaka sekitar Aceh nggak aman. Kondisi itu sebenarnya bisa menjadi alasan bagi AL untuk melaksanakan operasi perlindungan terhadap perkapalan, minimal yang berbendera Merah Putih.
Meskipun dalam beberapa tahun ke depan kita belum akan mengarah menjadi expeditionary navy, namun setidaknya kita harus mempunyai kemampuan perlindungan terhadap perkapalan di wilayah kita sendiri. Lingkungan strategis berubah dengan cepat dan terkadang perubahan itu meleset dari perkiraan kita. Makanya kita harus expect the unexpected.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar