All hands,
Dibandingkan proses pengadaan kapal atas air, proses akuisisi kapal selam bagi AL kita sesuai dengan Rencana Strategis 2005-2009 berjalan cukup alot. Bila dihitung sejak 2005 sampai sekarang, baru menjelang berakhirnya Renstra tersebut rencana akuisisi kapal selam menunjukkan titik terang. Tentu bagi kalangan yang tidak mengikuti seluk beluk soal tersebut pasti bertanya, mengapa demikian?
Jawabannya sederhana, banyak tekanan untuk menghambat atau bahkan menggagalkan pengadaan kapal selam bagi AL kita. Karena kapal selam merupakan senjata strategis yang lebih ditakuti oleh Angkatan Laut lain daripada kapal atas air. Saya tidak mengatakan kapal atas air tidak ditakuti, namun karena karakteristik kapal selam yang unik yang membuat senjata itu lebih ditakuti.
Untuk menghambat atau bahkan menggagalkan akuisisi kapal selam datang dalam berbagai bentuk. Ada pihak di tingkat pengambil keputusan (di luar AL kita) yang mempertanyakan apa perlunya AL membeli kapal selam. Sementara pihak lain dalam posisi yang sama juga mempertanyakan kesiapan infrastruktur AL untuk mendukung mengakuisisi kapal selam.
Tekanan dalam bentuk lain berupa upaya untuk mengalihkan pembelian kapal selam ke kapal selam jenis tertentu yang keandalannya masih menjadi tanda tanya. Untuk memuluskan upaya itu, alasan yang dipakai adalah harga kapal selam yang dimaksud lebih murah dan sesuai dengan alokasi dana Kredit Ekspor (KE) dalam Renstra 2005-2009.
Mengapa ada upaya tersebut? Sebab AL menginginkan kapal selam jenis tertentu yang keandalannya diakui dunia internasional. Masalahnya kapal selam itu berasal dari negara tertentu yang tidak disukai oleh Washington. Dan kehadiran kapal selam itu di Asia Tenggara akan mempengaruhi perimbangan kekuatan Angkatan Laut.
Berbagai tekanan dari beragam pihak di luar AL kita yang berupaya menghambat atau bahkan menggagalkan akuisisi kapal selam dihadapi dengan teguh oleh AL. Pernyataan pemimpin AL dalam sebuah wawancara media cetak menjelang 5 Desember 2008 yang menyatakan bahwa anjing kita tak boleh kalah sama anjing tetangga merupakan bukti dari tekad AL untuk membeli kapal selam yang sesuai dengan kebutuhan operasional dan tidak mengabaikan lingkungan keamanan.
Saat ini proses pengadaan kapal selam masih terus berjalan dan sudah bersifat interdep. Artinya, it’s just a matter of time for us to buy a wild dog.
Dibandingkan proses pengadaan kapal atas air, proses akuisisi kapal selam bagi AL kita sesuai dengan Rencana Strategis 2005-2009 berjalan cukup alot. Bila dihitung sejak 2005 sampai sekarang, baru menjelang berakhirnya Renstra tersebut rencana akuisisi kapal selam menunjukkan titik terang. Tentu bagi kalangan yang tidak mengikuti seluk beluk soal tersebut pasti bertanya, mengapa demikian?
Jawabannya sederhana, banyak tekanan untuk menghambat atau bahkan menggagalkan pengadaan kapal selam bagi AL kita. Karena kapal selam merupakan senjata strategis yang lebih ditakuti oleh Angkatan Laut lain daripada kapal atas air. Saya tidak mengatakan kapal atas air tidak ditakuti, namun karena karakteristik kapal selam yang unik yang membuat senjata itu lebih ditakuti.
Untuk menghambat atau bahkan menggagalkan akuisisi kapal selam datang dalam berbagai bentuk. Ada pihak di tingkat pengambil keputusan (di luar AL kita) yang mempertanyakan apa perlunya AL membeli kapal selam. Sementara pihak lain dalam posisi yang sama juga mempertanyakan kesiapan infrastruktur AL untuk mendukung mengakuisisi kapal selam.
Tekanan dalam bentuk lain berupa upaya untuk mengalihkan pembelian kapal selam ke kapal selam jenis tertentu yang keandalannya masih menjadi tanda tanya. Untuk memuluskan upaya itu, alasan yang dipakai adalah harga kapal selam yang dimaksud lebih murah dan sesuai dengan alokasi dana Kredit Ekspor (KE) dalam Renstra 2005-2009.
Mengapa ada upaya tersebut? Sebab AL menginginkan kapal selam jenis tertentu yang keandalannya diakui dunia internasional. Masalahnya kapal selam itu berasal dari negara tertentu yang tidak disukai oleh Washington. Dan kehadiran kapal selam itu di Asia Tenggara akan mempengaruhi perimbangan kekuatan Angkatan Laut.
Berbagai tekanan dari beragam pihak di luar AL kita yang berupaya menghambat atau bahkan menggagalkan akuisisi kapal selam dihadapi dengan teguh oleh AL. Pernyataan pemimpin AL dalam sebuah wawancara media cetak menjelang 5 Desember 2008 yang menyatakan bahwa anjing kita tak boleh kalah sama anjing tetangga merupakan bukti dari tekad AL untuk membeli kapal selam yang sesuai dengan kebutuhan operasional dan tidak mengabaikan lingkungan keamanan.
Saat ini proses pengadaan kapal selam masih terus berjalan dan sudah bersifat interdep. Artinya, it’s just a matter of time for us to buy a wild dog.
14 komentar:
Bung allhands, artinya besar kmungkinan Kilo class jadi dong? Trus, Mungkinkah torpedo ruski ( yg katanya speednya lbih dr 100knot/jam ) mempersenjatai Kilo tsb?
Brur, nanya dunk.. Kbtulan newbi ni dalam hal yg brbau angkatan laut.. Isu trakir kt mo beli kapal selam jenis akula, bner g? Trus klo akula dbandingin sama kapal selam yg dpunyai negara di utara n selatan kt unggul mana?
Jadi kapan nih punya kelas Kilo?
Akula itu kapal selam nuklir,bukan diesel elektrik. Kita belum berpikir operasikan itu, lebih murah diesel elektrik. Soal Kilo dan senjatanya, sabar saja. Masih nego akhir.
mengingat urgensinya dan gosip yang beredar....
apa mungkin, kilo deal sbelum masa pemerintahan ini berakhir???
Most possibly, sebab itu juga terkait dengan realisasi penggunaan Kredit Negara US$ 1 milyar dari Rusia. Dari alokasi KN itu, jatah AL yang digunakan baru 1 dari 2. Yang kedua ini harus segera digunakan.
kira2 mo beli brp biji bro?
nanti kapal selamnya mau dinamain KRI apa ya?
kilo brp biji bro Allhands ?
SOAL KEPASTIAN PENGADAAN, MOHON TUNGGU PENGUMUMAN DEPHAN SEBAGAI OTORITAS TERKAIT.Di sini saya hanya sampaikan bahwa INDIKASI TERKUAT Indonesia akan beli Kilo. Sebab dari segi pendanaan, ada kepastian anggaran yaitu KN dari Rusia. Selain memang dari segi operasional AL sejak beberapa tahun sudah naksir sama kapal selam yang satu ini. MOHON BERSABAR MENUNGGU KEPUTUSAN RESMI PEMERINTAH.
Soal jumlahnya dua karena mengacu pada Renstra 2005-2009 dan 2010-2014. Kenapa dua? Anggaran yang tersedia sementara itu hanya cukup untuk dua KS.
Soal nama, silakan buka lembar sejarah nama-nama KS kelas Whiskey yang dahulu memperkuat AL kita. Namanya pasti yang itu-itu juga.
maju terus TNI AL, kita selalu mendukung peningkatan kekuatan strategis maritim TNI AL.. jiper2 deh negara2 sekitar melihat Kilo kita
Salam kenal bro All hands, .....
Alhamdulillah. Kilo class sudah cukup mumpuni untuk menjaga di perairan kita. 2 unit pun ( untuk saat ini dan 5 th ke depan ) ditambah dgn 2 KS yg ada sudah cukup. Dan berharap ada tambahan bbrp kilo lagi, syukur2 Amur class.
Maju terus TNI-ku ...
sippp.. dah mayan lah dua biji
Mengapa kita tidak buat kapal selam sendiri????
salam kenal Bro...allhands
kok kita beli kilo class aja...
ga skalian aja akula class or thypoo class biar "tetangga" ga pada "berisik"
pizz...
Posting Komentar